Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Partai Demokrat "Bertukar Tempat" dengan PKB

17 September 2023   21:19 Diperbarui: 17 September 2023   21:25 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal September Partai Demokrat pecah kongsi dengan Partai Nasdem dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pasca bakal capres (calon presiden) Koalisi Perubahan Anies Baswedan dipasangkan dengan ketua umum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin alias Cak Imin.

Partai Demokrat menyebut Partai Nasdem dan Anies Baswedan telah melakukan pengkhianatan. Partai Demokrat merasa tidak diajak bicara ketika Partai Nasdem memasangkan Anies Baswedan dengan Cak Imin. Padahal Partai Demokrat berkeinginan dan punya keyakinan Anies Baswedan akan dipasangkan dengan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), sang ketua umum Partai Demokrat.

Setelah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan, Partai Demokrat belum menentukan pilihan ke mana akan bergabung. Apakah gabung dengan kubu bakal capres Ganjar Pranowo atau gabung dengan kubu bakal capres Prabowo Subianto. Hal itu berlangsung sampai tanggal 16 September 2023.

Pada tanggal 17 September 2023 Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan pertemuan dengan bakal capres Prabowo Subianto di kediaman pribadi Prabowo, Hambalang, Jawa Barat.

Dalam pertemuan itu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat menyatakan sikap politiknya. Partai Demokrat menyatakan dukungannya secara resmi kepada ketua umum Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024 nanti.

Dengan demikian Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dikomandani Prabowo Subianto mendapat tambahan dukungan partai politik. Sebelumnya Koalisi Indonesia Maju telah mendapat dukungan beberapa partai politik.    

Selain Partai Gerindra, Koalisi Indonesia Maju juga mendapat dukungan dari PAN (Partai Amanat Nasional), Partai Golkar, Partai Gelora, dan PSI (Partai Solidaritas Indonesia).

Ada hal yang unik di sini. Partai Demokrat seolah "bertukar tempat" dengan PKB. Sebab PKB sebelum bergabung dengan Koalisi Perubahan justru merupakan tandem Partai Gerindra dan membentuk KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya).

Nama KKIR mudah ditebak, diambil dari PKB dan Partai Gerindra. Ada kata "Kebangkitan" dan kata "Indonesia Raya".

Namun pasca Pan dan Partai Golkar gabung dengan KKIR, Prabowo Subianto tiba-tiba mengubah nama koalisi dari KKIR jadi KIM. Hal itu tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan salah satu pendiri KKIR, yakni Cak Imin dengan PKB nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun