Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) adalah sebuah koalisi yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang. Koalisi ini sebelumnya hanya terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), plus Partai Bulan Bintang (PBB).
Jumlah suara ketiga partai politik tersebut sesungguhnya sudah cukup untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Jumlah suara ketiga partai politik tersebut sebesar 23,05 persen, sudah melebihi ambang batas/syarat minimal pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.
Rinciannya, Partai Gerindra memiliki suara 12,57 persen, PKB 9,69 persen, dan PBB 0,79 persen.
Kekuatan KKIR semakin bertambah seiring dengan bergabungnya dua partai politik cukup besar, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar pada Minggu, 13 Agustus 2023. Deklarasi dukungan PAN dan Partai Golkar terhadap Prabowo Subianto dilakukan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
PAN memiliki suara sebesar 6,84 persen. Sementara itu Partai Golkar lebih besar lagi, yakni 12,31 persen.
Jadi jika dijumlahkan, persentase suara dukungan partai politik yang ada di KKIR untuk pencapresan Prabowo Subianto saat ini sebesar 42,20 persen. Luar biasa besar!
Namun masuknya PAN dan Partai Golkar ke KKIR untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang cukup memiliki dampak besar terhadap Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin alias Cak Imin. Posisi Cak Imin melemah.
Mengapa? PKB mau bergabung dengan Partai Gerindra membentuk KKIR tiada lain dengan maksud dan harapan agar Cak Imin dijadikan cawapres oleh Prabowo Subianto.
Konsekuensinya, jika keinginan Cak Imin tidak dikabulkan, maka akan berdampak pula pada pencapresan Prabowo Subianto. Karena kalau Prabowo mengambil nama lain selain Cak Imin sebagai cawapres, maka Cak Imin dan PKB bisa cabut dari KKIR.
Kalau hal itu terjadi, maka suara untuk mengusung Prabowo sebagai capres tidak akan memenuhi presidential threshold. Suara Partai Gerindra tidak akan cukup untuk mengusung Prabowo Subianto sendirian.