Dalam kehidupan ini segala hal, apa pun bisa dijadikan pelajaran, sehingga kemudian orang jadi lebih bijak dalam menghadapi kehidupan. Tidak hanya dalam hal-hal baik, tapi juga dalam hal-hal buruk.
Seperti dari kasus Ferdy Sambo, tersangka dan aktor utama dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Apa yang telah terjadi jelas merupakan sesuatu yang buruk, tapi ada banyak pelajaran yang bisa diambil darinya.
Pelajaran yang bisa diambil dari kasus Ferdy Sambo dan Brigadir J antara lain pertama, bahwa roda hidup itu berputar. Posisi orang tidak selalu di bawah dan tidak selalu di atas.
Suatu waktu orang yang berada di bawah akan naik ke atas. Sebaliknya orang yang di atas akan turun ke bawah.
Sebelum terjadinya kasus kematian Brigadir J, siapa pun tentu tidak akan menyangka Irjen Ferdy Sambo, seorang Jenderal Polisi Bintang Dua dan sedang berada di puncak karier akan terpuruk seperti saat ini. Hal itu terjadi dalam hitungan waktu yang singkat.
Awal Juli 2022 Ferdy Sambo masih menempati jabatan sebagai Kadiv Propam (Kepala Divisi dan Pengamanan) Polri. Sebuah jabatan yang penting dan strategis. Namun satu bulan kemudian, jabatan Ferdy Sambo hilang seketika.
Kini Ferdy Sambo tidak lagi di atas. Posisi Ferdy Sambo meluncur ke bawah. Lebih dari itu Ferdy Sambo kini menjadi pesakitan, tersangka utama dan aktor utama kasus kematian Brigadir J.
Kedua, dalam kehidupan ini tidak ada yang kekal. Apa pun yang ada di dunia ini bersifat sementara. Baik jabatan, pangkat, kekayaan, ketenaran, dan lain-lain bisa hilang seketika.
Terkadang orang merasa apa yang ada dalam dirinya dan apa yang dimilikinya akan kekal, tak akan hilang. Padahal segala yang ada di dunia ini bersifat sementara.
Dalam kasus Ferdy Sambo kita bisa membuktikan hal itu. Jabatan dan pangkat yang tinggi, kekayaan, dan ketenaran yang dimiliki Ferdy Sambo hilang dalam hitungan waktu yang tidak lama.