Si semut kemudian bercerita kepada teman-temannya bahwa dirinya tadi habis pulang dari swalayan. Mendengar hal itu mungkin teman-teman si semut tidak akan mempercayai akan menertawakannya. Mana mungkin si semut bisa menempuh perjalanan yang sangat jauh (menurut logika semut) dalam waktu yang singkat.
Teman-teman si semut tidak akan mempercayai dan menertawakan si semut sebab menggunakan logika semut. Tapi kalau teman-teman si semut menggunakan logika manusia, selesai. Si semut tidak "berjalan" sendiri tapi "diperjalankan" oleh manusia dengan menempel dijaketnya.
Begitu pula peristiwa Isra Miraj. Nabi SAW tidak "berjalan" sendiri tapi "diperjalankan" oleh Tuhan melalui malaikat.Â
Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi SAW mendapat perintah ibadah shalat. Ibadah shalat tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh umatnya.
Ibadah shalat merupakan ibadah ritual yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam. Oleh karena itu ibadah shalat sering disebut dengan istilah "shalat lima waktu".
Ibadah shalat sesungguhnya merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhannya. Dalam shalat manusia bisa berkeluh kesah, mengadu, minta pertolongan, minta perlindungan, minta kebaikan, dan sebagainya.
Dengan senantiasa melakukan komunikasi dengan Sang Pencipta, secara psikologis orang yang melaksanakan shalat (seharusnya) akan lebih tenang dan tenteram dalam menjalani kehidupannya. Sebab segala beban kehidupan telah ia sampaikan dan ia serahkan kepada Tuhan Yang Maha segalanya.
Ibadah shalat juga selain merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhannya, juga merupakan sarana untuk membentuk manusia menjadi baik. Dengan terbiasa rutin melaksanakan ibadah shalat diharapkan orang yang melaksanakannya terbiasa menjadi orang baik. Sebab ibadah shalat memiliki banyak nilai kebaikan.
Banyak makna dan filosofi dari bacaan dan gerakan ibadah shalat, yang jika dipahami dengan benar akan memungkinkan orang yang melaksanakannya menjadi orang baik. Mengapa banyak orang yang melaksanakan ibadah shalat tapi sikap perilakunya masih tidak baik?
Melaksanakan ibadah shalat tapi masih maksiat misalnya. Melaksanakan ibadah shalat tapi masih berbuat jahat. Melaksanakan ibadah shalat tapi masih merugikan orang lain. Melaksanakan ibadah shalat tapi masih korupsi. Melaksanakan ibadah shalat tapi masih suka fitnah. Dan sebagainya.