Ekspedisi Indonesia Baru, sebuah (rencana) kegiatan yang digagas Dandhy Laksono menjadi perbincangan di media sosial. Ada pihak yang mengapresiasinya sebagai kegiatan yang positif. Tapi ada juga pihak yang mencibirnya sebagai kegiatan yang tidak berfaedah dan bentuk eksploitasi dari Dandhy Laksono dan kawan-kawan.
Publikasi mengenai Ekspedisi Indonesia Baru sendiri disampaikan pertama kali oleh Dandhy Laksono melalui akun twitternya @Dandhy_Laksono pada tanggal 28 Januari 2022 lalu. Dandhy Laksono menulis, "Ekspedisi Indonesia Baru memanggil putra-putri terbaik bangsa untuk naik motor keliling Indonesia bikin video, Â foto, dan menulis".
Di bawah tulisan tadi Dandhy menyertakan flyer mengenai audisi Ekspedisi Indonesia Baru. Di sana tertulis lengkap persyaratan mengikuti audisi Ekspedisi Indonesia Baru.
Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh mereka yang akan ikut audisi Ekspedisi Indonesia Baru. Yaitu syarat umum dan syarat khusus.
Syarat umum antara lain berusia 18-30 tahun, mampu mengendarai sepeda motor (SIM C), memahami dasar videografi, fotografi, dan atau penulisan, dan memiliki sertfikat vaksin 1 dan 2. Kemudian syarat lainnya sanggup melaksanakan ekspedisi selama satu tahun tanpa jeda.
Selain itu ada syarat bersedia tidak mendapat imbalan/gaji. Nah poin ini yang jadi bahan perbincangan dan kemudian banyak yang berkesimpulan bahwa kegiatan Ekspedisi Indonesia Baru sebagai bentuk eksploitasi atau perbudakan terselubung.Â
Kemudian syarat khusus. Syarat khusus ini ada dua, yaitu pertama, membuat esai dengan tema keindonesiaan (maksimal 500 kata). Kedua, bersedia mengikuti proses seleksi online dan offline.
Saya memahami kegiatan yang digagas oleh Dandhy Laksono dan kawan-kawan hanya sekedar ajakan untuk melakukan kegiatan rame-rame keliling Indonesia selama satu tahun penuh dengan mengendarai motor. Selama kegiatan rombongan membuat konten video, foto, atau  tulisan.
Tidak salah pula jika kegiatan yang digagas oleh Dandhy Laksono dan kawan-kawan itu dipahami sebagai kegiatan membuat konten bareng-bareng. Nanti hasilnya dishare di akun media sosial masing-masing atau akun media sosial bersama.
Dalam publikasi Dandhy Laksono tak ada kata-kata atau ajakan jadi relawan sama sekali. Dandhy Laksono juga menegaskan bahwa publikasi yang disampaikannya bukan semacam lowongan kerja. Sehingga masuk akal jika ada poin "bersedia tidak mendapat imbalan/gaji". Â Â