Munchen juga tim paling produktif. Tidak hanya dibandingkan dengan tim yang ada di Grup E, tapi juga dengan tim-tim lain kontestan Liga Champions, Mulai dari Grup A sampai dengan  Grup H.
Sampai pertandingan ke-5 Â fase Grup E, Munchen telah mencetak 19 gol. Munchen juga hanya kebobolan 3 gol saja, sehingga hal itu juga menjadikan Munchen sebagai tim dengan selisih gol terbaik, 16 gol.
Itulah mengapa bagi Barca, pertemuan dengan Munchen di pertandingan terakhir fase Grup E Kamis dini hari nanti (09/12) merupakan sebuah "mission impossible". Barca memang kalah segalanya dari Munchen.
Namun di sisi lain bagi Barca pertemuan dengan Munchen nanti merupakan sebuah test cash bagi pelatih baru mereka, Xavi Hernandez. Di sinilah reputasi Xavi diuji. Seandainya  Xavi bisa mengalahkan tim asuhan Julian Nagelsmann nanti, maka kehebatan Xavi tak diragukan lagi.
Selama ini kehebatan Xavi sebagai pelatih tim besar dan di kompetisi yang besar belumlah terbukti. Selama ini orang menyebut Xavi sebagai pelatih yang hebat karena "terintimidasi" oleh kehebatan Xavi sewaktu masih sebagai pemain. Kalau itu memang tidak diragukan lagi.
Tengok saja di pertandingan La Liga Sabtu (04/12) kala Barca menjamu Real Betis. Xavi tidak bisa menghindarkan Barca dari kekalahan. Barca kalah 0-1 di kandang sendiri.
Sejauh ini Xavi belum pernah melatih tim sebesar Barca. Xavi baru melatih tim bernama Al-Sadd yang bermain di liga Qatar.
Bersama Al-Sadd  Xavi memang menuai sukses besar. Xavi berhasil mempersembahkan lima buah trofi untuk tim yang dilatihnya itu dalam jangka waktu kurang dari dua tahun.
Namun kehebatan Xavi yang sesungguhnya bisa teruji ketika berhadapan dengan Munchen nanti. Kalau Xavi bisa mengatasi Lewandowski dan kawan-kawan dan membawa satu tiket ke fase knockout 16 besar, maka jangan lagi meragukan kehebatan Xavi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H