Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 jika mengacu kepada hasil rapat Komisi II DPR RI, pemerintah, dan penyelennggara Pemilu (Pemilihan Umum) tanggal 03 Juni 2021 lalu, telah disepakati akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 28 Pebruari 2024 mendatang. Masih cukup lama memang.
Namun kendati masih cukup lama, hiruk pikuk masalah capres atau cawapres sudah berlangsung, bahkan beberapa bulan setelah presiden dan wakil presiden hasil Pemilu 2019 lalu dilantik. Ini ibaratnya orang baru saja beberapa menit beres sarapan pagi, tapi sudah membicarakan sarapan pagi berikutnya.
Bagi sebagian publik kita, masalah capres atau cawapres ini mungkin cukup menarik. Mereka cukup antusias membicarakan hal itu.Â
Ditambah lagi beberapa lembaga survei sejak jauh-jauh hari juga sudah mulai mengadakan survei dan publikasi terkait elektabilitas tokoh-tokoh yang potensial menjadi capres atau cawapres di Pilpres 2024 nanti. Masalah capres atau cawapres pun semakin ramai dibahas dan dibicarakan.
Ada banyak nama yang sering muncul (dimunculkan?) ke publik sebagai capres atau cawapres. Sebut saja nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Airlangga Hartarto, atau  Gatot Nurmantyo.
Selain nama-nama di atas, ada beberapa nama lain yang juga sering muncul tapi dengan elektabilitas yang lebih kecil. Mereka antara lain nama Erick Tohir, Mahfud MD, Basuki Tjahaja Purnama, Andika Perkasa, Tri Rismaharini, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, dan lain-lain.
Menurut banyak lembaga survei, diantara nama-nama di atas ada beberapa nama  yang memiliki elektabilitas tinggi. Mereka hampir selalu berada di posisi "Lima Besar" sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi.
Nama-nama tokoh yang dimaksud adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Ada pun nama lain selain keempat tokoh tersebut bersifat fluktuatif. Di lembaga survei A mungkin masuk "Lima Besar" tapi di lembaga survei lain tidak.
Seperti nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono misalnya. Menurut survei Poltracking Indonesia bulan Oktober 2021, Agus Harimurti Yudhoyono masuk posisi "Lima Besar" dengan elektabilitas 3,3 %. Namun menurut hasil survei Litbang Kompas di bulan yang sama, menunjukkan hasil yang berbeda.
Menurut hasil survei Litbang Kompas, tokoh yang menempati posisi "Lima Besar" dengan elektabilitas tertinggi bukan Agus Harimurti Yudhoyono, melainkan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini. Elektabilitas Risma mencapai 4,9 %.