Terlepas dari perbedaan nominal tunjangan kinerja PNS di setiap kementerian/lembaga, pada dasarnya semua PNS sudah mendapatkan tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja tersebut telah menambah jumlah take home pay PNS secara signifikan.
Akan tetapi mengapa masih ada PNS yang suka bolos, padahal pendapatan atau gaji mereka dari negara sudah cukup memadai? Mengenai hal ini tentu tidak semata-mata faktor gaji. Â Hal itu lebih kepada etos kerja PNS yang bersanngkutan.
Namun memang tidak bisa dipungkiri, masih adanya PNS yang suka bolos karena mereka telah "kehabisan ongkos". Gaji mereka tinggal sedikit, bahkan ada yang defisit karena banyak cicilan kredit yang harus mereka bayar. Â
Mengapa demikian? Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak PNS "menitipkan" SK nya di bank, sehingga gaji atau pendapatannya tidak utuh lagi. Mereka menggadaikan SK sebagai jaminan kredit kepada pihak bank.
Mereka mengajukan kredit kepada pihak bank tentu karena mereka memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan mereka itu tentu saja ada yang bersifat konsumtif, tapi ada juga yang bersifat produktif.
Kalau besaran cicilan kredit kurang dari setengah gaji atau pendapatan PNS yang bersangkutan, mungkin masih "normal" atau "sehat". Tapi kalau besaran cicilan kredit lebih dari setengah atau bahkan menghabiskan semua gaji atau pendapatan dari PNS yang bersangkutan, itu sudah "tidak normal" atau "tidak sehat".
Sebab hal itu akan berpengaruh kepada etos kerja PNS yang bersangkutan. Mereka akan menjadi kurang bersemangat masuk kerja karena sudah tidak ada yang diharapkan lagi di tanggal muda.
Selain itu, kalau gaji mereka tinggal sedikit atau sudah habis bagaimana mereka berangkat kerja. Padahal mereka berangkat kerja memerlukan ongkos atau uang untuk membeli bahan bakar.
Saya pernah mendengar cerita yang cukup miris dari beberapa teman. Ada beberapa PNS gajinya sudah habis untuk potongan kredit ke bank. Bahkan ada dari sebagian mereka gajinya minus.
PNS yang bersangkutan jarang masuk kerja alias sering bolos. Ternyata dari cerita beberapa teman itu, PNS tadi jarang masuk kerja alias sering bolos itu karena ia ngojek. PNS tersebut cari penumpang atau sengaja mangkal di pangkalan ojek.
Ada lagi PNS yang jarang masuk kerja alias sering bolos, tapi bukan karena ngojek. Dia jarang masuk kerja alias sering bolos karena mencari penghasilan lain dengan berjualan makanan di lingkungan sekitar sekolah-sekolah. Ada juga yang berjualan asongan di tempat wisata.