Anggaplah SBY memang bukan pendiri Partai Demokrat dan tidak berkeringat untuk Partai Demokrat. Lantas, apakah Moeldoko termasuk pendiri Partai Demokrat dan lebih berkeringat untuk Partai Demokrat dibandingkan dengan SBY?
Kedua, AHY dianggap gagal sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Anggaplah begitu. Lantas apakah ada jaminan jika Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat akan lebih baik dari AHY? Belum tentu.
Tak ada jaminan jika Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, partai berlambang bintang mercy itu akan melejit menjadi pemenang Pemilu seperti Pemilu 2009 lalu. Bagaimana kalau ternyata Partai Demokrat malah tidak lolos electoral treshold?
Siapa pun tahu bahwa Moeldoko adalah seorang jenderal yang hebat. Namun tidak ada jaminan pula jika sebuah partai politik dipimpin oleh seorang jenderal akan sukses dan mendapat tempat di hati rakyat.
Setelah reformasi ada sejumlah mantan jenderal tercatat pernah mendirikan dan memimpin sebuah partai politik, tetapi tidak menuai sukses. Sebut saja nama Jenderal (Purn) TNI R. Hartono, Jenderal (Purn) TNI Edy Sudrajat, Letjen (Purn) TNI Sutiyoso, atau Jenderal (Purn) TNI AM. Hendropriyono.
Sejauh ini mungkin hanya tiga orang jenderal saja yang cukup sukses memimpin sebuah partai politik. Mereka adalah Jenderal (Purn) TNI Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen (Purn) TNI Prabowo Subianto, dan Jenderal (Purn) TNI Wiranto.
Ketiga, Moeldoko lebih baik dari AHY. Ini lebih kepada asumsi daripada fakta ilmiah. Secara empirik belum ada bukti mengenai hal itu.
Bagaimana kalau nanti asumsi bahwa Moeldoko lebih baik dari AHY tidak terbukti. Apakah akan mengadakan KLB lagi?
Politik adalah masalah kepentingan, bukan masalah ini benar itu salah. Mereka yang pandai membaca dan pandai bermain politiklah yang  akan menjadi pemenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H