Â
Nama mantan Panglima TNI Jenderala TNI Gatot Nurmatyo dan organisasi yang didirikannya bersama sejumlah tokoh nasional, yakni KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) saat ini seolah tenggelam. Meminjam jargon iklan sebuah merek mobil era tahun 1990 an, suara Gatot Nurmantyo dan KAMI "nyaris tak terdengar".
Hal itu sangat kontradiksi dengan waktu awal-awal pasca deklarasi KAMI. Waktu itu publikasi tentang Gatot Nurmantyo dan KAMI begitu marak. Gatot Nurmantyo beserta KAMI sangat gencar touring ke daerah-daerah melakukan sosialisasi sambil deklarasi.
Apa yang dilakukan oleh Gatot Nurmantyo beserta KAMI waktu itu menjadi bahan publikasi banyak media, bahkan tak jarang menjadi topik utama pemberitaan. Hal itu karena segala aktiitas Gatot Nurmantyo beserta KAMI seringkali menimbulkan kontroversi, berujung kericuhan dan pembubaran.
Cukup gencar dan masifnya aktivitas Gatot Nurmantyo dan KAMI kemudian memunculkan spekulasi tentang Gatot Nurmantyo sendiri. Gatot Nurmantyo ditengarai oleh sejumlah pihak memiliki agenda politik, yakni demi kepentingan Pilpres 2024. Gatot Nurmantyo disebut-sebut berkeinginan maju sebagai calon presiden.
Walau pun tidak mengatakan secara terus terang, Gatot Nurmantyo tidak menampik "tuduhan" sejumlah pihak  bahwa dirinya berkeinginan maju sebagai calon presiden. Gatot saat itu mengatakan secara diplomatis bahwa sah-sah saja kalau dirinya punya keinginan menjadi presiden.
Nama Gatot Nurmantyo pun  masuk bursa calon presiden bersama beberapa tokoh lain seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, dan lain-lain. Walau pun berdasarkan beberapa lembaga survei elektabilitas Gatot Nurmantyo tidak terlalu tinggi, tapi elektabilitas Gatot Nurmantyo juga tidak termasuk rendah.
Tanggal 13 Oktober 2020, sejumlah tokoh KAMI ditangkap oleh pihak kepolisian. Mereka antara lain Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana.
Atas ditangkapnya sejumlah tokoh KAMI itu, Gatot Nurmantyo dan beberapa tokoh KAMI yang lain seperti Din Syamsudin dan Rochmat Wahab masih bersuara keras dan mengecam aksi penangkapan itu. Akan tetapi setelah ditangkapnya sejumlah tokoh KAMI itu, Gatot Nurmantyo dan beberapa tokoh KAMI kelihatan mulai melempem, mulai kendur melakukan sosialisasi dan deklarasi. Bahkan bisa dikatakan tak pernah melakukannya lagi.
Gatot Nurmantyo dan KAMI semakin minim publikasi setelah pihak pemerintah dan kepolisian "mengobok-obok" keberadaan FPI (Front Pembela Islam) dan menahan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab pada pertengahan Desember lalu. Gatot Nurmantyo dan KAMI seperti hilang dari muka bumi.
Ke mana gerangan Gatot Nurmantyo dan tokoh-tokoh KAMI saat ini. Apakah  mereka"sembunyi demi menyelamatkan diri" ?Â