Menko Polhukam (Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan) Mahfud MD melalui twitternya @mohmahfudmd, beberapa jam yang lalu (03/11) menyebut bahwa mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan diberi penghargaan Bintang Mahaputera oleh Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi. Nama lain yang juga disebut Menkopolhukam akan diberikan penghargaan yang sama adalah Hakim Konstitusi Arief Hidayat. Penghargaan itu akan diberikan presiden pada tanggal 10 dan 11 November  2020.
Menurut Mahfud MD, semua mantan menteri serta pimpinan Lembaga Negara yang selesai satu periode juga akan mendapat Penghargaan Bintang Mahaputera. Penghargaan tersebut diberikan dengan  tanpa pandang bulu.
Apa yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD itu mungkin cukup mengejutkan banyak pihak. Sebab mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat ini dikenal sebagai presidium KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan  Indonesia) yang sangat kritis kepada pemerintah.
Menko Polhukam Mahfud MD juga mengakui bahwa pemerintah dilematis ketika memberikan Bintang Mahaputera kepada mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Memberikan penghargaan atau tidak memberikan penghargaan akan ada yang menyoal.
Jika pemerintah memberikan penghargaan kepada Gatot Nurmantyo akan dikatakan untuk membungkam. Sebaliknya jika pemerintah tidak memberikan penghargaan kepada Gatot Nurmantyo akan dikatakan diskriminatif. Akan tetapi Bintang Mahaputera itu menurut Menko Polhukam memang sudah hak Gatot Nurmantyo.
Apa yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD terkait rencana pemberian penghargaan kepada Gatot Nurmantyo, mungkin mengingatkan publik pada bulan Agustus lalu ketika Menko Polhukam melalui akun twitter yang sama menyampaikan bahwa Fadli Zon dan Fahri Hamzah akan mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Nararya. Fadli Zon dan Fahri Hamzah adalah dua orang yang mirip Gatot Nurmantyo saat ini, kritis terhadap pemerintahan presiden Jokowi.
Ternyata apa yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD melalui akun twitternya terbukti. Waktu itu Fadli Zon dan Fahri Hamzah, keduanya resmi mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi pada tanggal 13 Agustus 2020.
Waktu itu banyak pihak yang menduga bahwa pemberian penghargaan Bintang Mahaputera Nararya kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah merupakan upaya untuk membungkam keduanya supaya tidak bersikap kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Bagaimana sikap Fadli Zon dan Fahri Hamzah setelah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi. Masihkah keduanya bersikap kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi?
Ada sedikit perbedaan antara Fadli Zon dan Fahri Hamzah setelah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Nararya itu. Fadli Zon tetap masih sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Sedangkan Fahri Hamzah kelihatan menjadi sedikit "lebih bijak".
Seandainya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada tanggal 10 atau 11 November nanti jadi menerima penghargaan Bintang Mahaputera, masihkah ia bersikap kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi? Apakah Gatot Nurmantyo akan seperti Fadli Zon atau seperti Fahri Hamzah?
Banyak pihak juga tentu akan penasaran dengan nasib KAMI setelah Gatot Nurmantyo menerima penghargaan Bintang Mahaputera. Apakah KAMI akan terhenti atau terus lanjut?
Masa depan KAMI sepertinya akan tergantung bagaimana sikap Gatot Nurmantyo. Kalau Gatot Nurmantyo bersikap seperti Fadli Zon, artinya terus bersikap kritis walaupun telah diberi penghargaan oleh president, maka KAMI akan tetap "kencang" seperti saat ini.Â
Akan tetapi jika Gatot Nurmantyo bersikap seperti Fahri Hamzah yang cenderung melunak terhadap pemerintah, maka KAMI pun akan bersikap seperti itu. Bukan tidak mung kin KAMI akan kendor dan loyo, bahkan "tidak hidup dan juga tidak mati"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H