Infrastruktur Sekolah : Kebijakan harus mencakup perbaikan dan pemeliharaan fasilitas sekolah agar anak-anak dapat belajar di lingkungan yang aman dan nyaman. Ini termasuk penyediaan ruang kelas yang layak, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas olahraga.
Kualitas Pengajaran : Standar kualitas pendidikan harus dijaga dengan memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru, meningkatkan kurikulum, dan menyediakan sumber daya pendidikan yang memadai. Penggunaan teknologi dalam pengajaran juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Kesejahteraan Guru : Guru adalah pilar utama pendidikan, sehingga kesejahteraan mereka harus diperhatikan. Kebijakan yang baik harus mencakup peningkatan gaji guru, jaminan kesehatan, dan kesempatan untuk pengembangan profesional.
Kurikulum yang Relevan: Kurikulum pendidikan dasar harus dirancang sedemikian rupa agar relevan dengan kebutuhan zaman. Ini berarti memperkenalkan keterampilan abad ke-21 seperti literasi digital, pemikiran kritis, dan kemampuan berkomunikasi.
Partisipasi Orang Tua dan Komunitas: Kebijakan harus mendorong partisipasi aktif orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan. Ini bisa melalui program berbasis komunitas yang mendukung pendidikan anak di rumah dan di sekolah.
Evaluasi dan Akuntabilitas: Sistem evaluasi yang transparan dan akuntabel perlu diterapkan untuk mengukur efektivitas kebijakan pendidikan dasar. Ini melibatkan pengawasan rutin dan laporan kemajuan yang dapat diakses oleh publik.
Inklusi Sosial dan Budaya : Aspek inklusi bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan pendidikan dasar menghormati keberagaman budaya, bahasa, dan kebutuhan khusus.
Sedangkan tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan di Sekolah Dasar adalah keterbatasan sumber daya ,perubahan kebijakan pemerintah,kesenjangan kualitas pendidikan ,dan birokrasi yang kompleks.
Merujuk pada aspek-aspek kebijakan kepemimpinan dan juga tantangan di Sekolah Dasar maka seorang pemimpin pembelajaran perlu melakukan manajemen pendidikan yang menerapkan kepemimpinan transformasional yaitu mampu meningkatkan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, meningkatkan motivasi, dan menciptakan budaya inovatif,perlu juga menerapkan kepemimpinan instruksional yaitu memiliki dampak langsung pada peningkatan mutu pembelajaran, sekaligus kepemimpinan partisipatif yaitu meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap sekolah,dan kepemimpinan berbasis nilai sangat relevan di SD karena masa ini merupakan waktu penting dalam pembentukan karakter siswa,dan kepemimpinan situasional efektif dalam menghadapi situasi yang beragam dan kompleks.
Mengkaji kebijakan penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Pelajar Pancasila di Kurikulum Merdeka pendekatan pendidikan karakter dalam mewujudkan Pelajar Pancasila pada dasarnya adalah mendorong lahirnya manusia yang baik, yang memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global dengan harapan agar peserta didik memiliki kemampuan secara mandiri dalam meningkatkan, menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan meninternalisasi serta memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.( Ismail, S., Suhana, S., & Yuliati Zakiah, Q. 2021).
Dengan menganalisis dan memperbaiki area-area ini, kebijakan pendidikan dasar dapat lebih efektif dalam menciptakan generasi yang cerdas, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan.