BPAUD
BESTPRACTICE
Penerapan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Merancang Strategi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang menarik dan menyenangkan di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM
Nama : WIWIK WIDARINI, ST., S.Pd
Unit Kerja : TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM
KOTA MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional dibidangnya. Guru memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan tulisan dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Umumnya proses pembelajaran oleh guru dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Hal ini dikarenakan guru merupakan fasilitator, motifator dan pelaksana sekaligus pemandu pembelajran dalam kelas. Pada pembelajaran tatap muka secara langsung, interaksi guru dan siswa dapat dilakukan dengan optimal. Pada pembelajaran tatap muka secara langsung, komunikasi guru dan siswa dapat berjalan maksimal. Selain itu pembelajaran dengan tatap muka secara langsung dapat memudahkan guru dalam memberikan instruksi pada anak (Yamin 2012: 30).
Namun pandemi covid-19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia membawa dampak yang cukup serius, bukan hanya pada kesehatan tetapi berdampak pula pada ekonomi dan kegiatan pendidikan. Pandemi covid-19 mengharuskan masyarakat didunia melalukan social distancing atau pembatasan kegiatan masyarakat diluar rumah sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pada sistem pembelajaran termasuk pada kegiatan pembelajaran anak usia dini. Kegiatan pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka langsung berubah menjadi pembelajaran dari rumah dengan dengan sistem daring (dalam jaringan). Kemudian berubah lagi menjadi pembelajaran dengan sistem daring dan luring (luar jaringan atau PTMT) (Nuraini, 2021).
PTMT atau pembelajaran tatap muka terbatas, merupakan skema pembelajaran tatap muka dengan protocol kesehatan covid 19. Terdapat peraturan dalam pelaksanaan PTMT mengenai syarat pelaksanaan, jumlah pertemuan, durasi waktu dan jarak belajar. Salah satu syarat dalam PTMT bahwa lembaga yang akan melaksanakan PTMT harus mendapatkan ijin dari dinas terkait. Demikian juga dengan TK PLUS ANAK MUSLIM dalam melaksanakan kegiatan PTMT atas ijin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.
TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang diperuntukkan bagi usia 0 sd 6 tahun, acuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan kurikulum K13 dan model pembelajaran berbentuk kelompok dengan sudut pengaman. Guru pengajar TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM sebagian besar merupakan sarjana pendidikan anak usia dini yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap metode dan media belajar anak usia dini. Adanya penerapan pembelajaran daring dan luring, pembatasan jumlah pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran, durasi waktu belajar dalam PTMT yang singkat, jarak belajar yang diatur serta penerapan prokes covid 19 mengharuskan guru mampu mengembangkan strategi agar proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Guru sebagai perancang dan pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran, untuk mengaplikasikan hasil belajar siswa. (Sinamo, 2010).
Guru sebagai perencana dan pelaksana kegiatan belajar harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Suasana dan proses pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui aktifitas belajar yang aplikatif, menggunakan metode dan media yang sesuai. Guru juga merupakan sumber belajar bagi peserta didik harus menguasai materi belajar serta karakteristik perkembangan siswa. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan belajar dapat tercapai dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan diperlukan strategi pembelajaran. Suparman berpendapat strategi pembelajaran adalah gabungan dari beberapa kegiatan, metode, cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan peralatan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 2021).
Kreatifitas guru diperlukan dalam merancang stategi pembelajaran. Menurut Shely, guru dituntut kreatif dalam menggunakan media pembelajaran, menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta menerapkan metode-metode belajar yang bervariasi agar interaksi belajar mengajar dapat berlangsung dengan menyenangkan, lebih bermakna dan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu diperlukan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk memaksimalkan efektifitas waktu yang terbatas agar materi dapat disampaikan secara keseluruhan. Kreatifitas yang dimiliki guru akan menentukan menarik dan tidaknya pembelajaran. (Shely, 2021). Kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru atau mengkombinasikan hal yang sudah ada disebut kreativitas (Rini, 2018).
Berdasarkan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap semua guru di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM selama PTMT diperoleh pembelajaran yang dilakukan beberapa guru monoton, tidak menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi, hanya menggunakan metode penugasan dengan media majalah/buku sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan beberapa guru juga kaku, hanya belajar ditempat, klasikal, tidak menarik dan tidak menyenangkan.
Kondisi pembelajaran yang yang demikian tentunya kurang sesuai dengan prinsip pembelajaran di PAUD yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain serta prinsip merdeka belajar. Pembelajaran yang dilakukan juga tidak dapat menyediakan kebutuhan belajar bagi setiap siswa. Kondisi seperti ini harus segera diatasi, jika hal ini dibiarkan, anak akan merasa bosan, motifasi belajar menurun serta dapat menyebabkan learning loss. Learning loss adalah hilangnya pengetahuan, keterampilan siswa, atau terjadinya kemunduran proses pembelajaran karena faktor tertentu. Hal ini tentunya dapat merugikan bagi guru, siswa maupun orang tua (Andriani dkk, 2021).
Penyebab monotonnya pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) kemungkinan karena menurunnya kreatifitas guru akibat penerapan pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 yang begitu lama. Penurunan kreatifitas kemungkinan juga disebabkan bertambahnya beban guru akibat melaksanakan pembelajaran daring dan luring. Selain itu pada PTMT tidak semua metode pembelajaran dapat diterapkan sehingga membutuhkan kreatifitas dan kejelian dalam memilih dan melaksanakan metode tersebut. Durasi waktu pertemuan yang relative singkat dengan jarak belajar 1,5 meter juga memerlukan kreatifitas yang tinggi dari guru untuk merancang strategi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, upaya terbaik yang bisa dilakukan adalah mengumpulkan banyak ide dan gagasan agar kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran mengalami peningkatan. Metode brainstorming merupakan alternatif terbaik karena, metode ini sangat familier, mudah, murah, tidak memerlukan biaya, waktu pelaksanaan dapat dilakukan fleksibel sesuai kondisi guru, dapat dilakukan dalam kondisi apapun baik secara daring maupun luring jika kondisi tidak memungkinkan tetapi memiliki manfaatnya sangat luar biasa. Metode brainstorming merupakan salah satu teknik untuk mengembangkan kreativitas kelompok dimana ide dan pemikiran dibagikan oleh setiap anggota secara spontan untuk mencapai solusi dari suatu masalah (Samarraie, 201).
Dengan memanfaatkan forum pertemuan guru yang diadakan setiap hari jumat, saya sebagai kepala sekolah melakukan Penerapan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Kreativitas Guru Dalam Merancang Strategi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang menarik dan menyenangkan di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM.
- Rumusan Masalah
Bagaimana metode branstrorming dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran tatap muka terbatas yang menarik dan menyenangkan?
- Tujuan
- Meningkatkan kreativitas guru dalam merancang strategi pembelajaran PTMT yang menarik dan menyenangkan.
- Guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan sesuai proks covid 19.
1.4. Manfaat
1.4.a. Bagi Guru :
- Kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran sesuai karakteristik anak usia dini menjadi meningkat.
- Guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
1.4.b. Bagi siswa :
- Tercipta student wellbing yang ditandai siswa aktif, antusias dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Kegiatan belajar siswa aman dan tetap menerapkan prokes covid 19.
1.4.c. Bagi sekolah :
- Sekolah dapat menerapkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta sesuai prokes covid 19.
BAB II
KAJIAN PUSAKA
- Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)
PTMT atau pembelajaran tatap muka terbatas merupakan skema pembelajaran tatap muka dengan protocol covid 19. Terdapat peraturan dalam pelaksanaan PTMT mengenai syarat pelaksanaan, jumlah pertemuan, durasi waktu dan jarak belajar. Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) menerangkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikannya telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap, maka pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya mewajibkan sekolah, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi di wilayahnya untuk menyediakan layanan: (a) pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan (b)pembelajaran jarak jauh.
- Pelaksanaan PTMT di kota Malang dilaksanakan berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang no. 421/3422/35.73.401/2021 tentang pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Surat tersebut mencantumkan peraturan mengenai syarat dan tatacara pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), diantaranya jumlah siswa yang diperbolehkan mengikuti PTMT dalam satu kali pertemuan adalah sebesar adalah 33 % jumlah siswa, dan setiap siswa hanya diperbolehkan masuk 2x dalam satu minggu dengan durasi maksimal 2 jam/hari. Jarak belajar baik di dalam maupun diluar ruangan diatur sepanjang 1,5 meter.
- Guru
Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penilaian hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh guru (Mulyasa, 2009: 5). Dalam pembangunan pendidikan khususnya pada pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah, seorang guru memiliki peran utama. Guru juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilam peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 469), guru adalah orang dengan pekerjaan (mata pencaharian, profesi) mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, melainkan juga mendidik, membimbing, memotivasi, serta mengawasi perilaku siswa. Tanggung jawab guru cukup besar sebaia pendidik dan penjaga siswa saat melakukan kegiatan di kelas maupun di luar kelas dan mencontohkan hal yang baik pada siswa.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru Taman Kanak-Kanak merupakan pendidik anak usia dini, diartikan sama dengan pamong belajar, fasilitator, tutor dan lain lain, yang memiliki sifat-sifat sebagai sosok berkharisma, memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, mampu menata dan mengelola kelas dengan efektif, efisien, memiliki sifat dewasa yang secara sadar dapat mendidik, mengajar, membimbing dan menjadikan guru sebagai profesi yang memerlukan keahlian khusus (Yamin, 2012: 30).
Guru Taman Kanak-kanak harus benar-benar sadar serta meletakkan diri sebagai stimulator untuk menggugah berbagai potensi yang dimiliki anak, sebab perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya ditentukan pada masa ini, dimana merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak. Hal ini menandakan perlunya memahami akan pentingnya masa usia dini dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bagi semua pihak
- Kreatifitas
Kreativitas merupakan kemampuan dari seseorang dalam menciptakan sesuatu hal yang baru (Rini, 2018). Kreativitas dapat ditandai dengan kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada oleh seseorang, dan sebelumnya belum di ciptakan oleh orang lain. Indikator dari kreativitas diantaranya adalah cara berpikir baru, ide ide baru, serta pikiran dan ide yang bermanfaat. Selain itu kreativitas merupakan cara menvisualisasikan, menghasilkan dan menemukan ide-ide baru atau konsep baru sehingga mempunyai manfaat untuk orang lain (Ghifar dkk, 2019: 790-799).
Colquitt et al. (2011:306-307) menyatakan bahwa kreativitas meliputi penggunaan ide ide baru dalam bekerja, memecahkan masalah dan melakukan tindakan-tindakan inovatif. Faktor faktor yang mempengaruhi kreatifitas antara lain adalah senang mempelajari hal-hal baru, upaya dalam menemukan peluang atau cara-cara baru yang lebih baik dalam bekerja, keyakinan pada saat bekerja, dan keretbukaan dalam menemukan ide-ide baru yang lebih baik. Seseorang yang kreatif senang mempelajari hal- hal baru sehingga dapat menciptakan ide-ide baru dan dapat diterapkan dalam bentuk tindakan-tindakan inovatif, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima ide-ide baru lain untuk dijadikan peluang-peluang dalam menghasilakan sesuatu yang lebih baik.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu usaha dalam mewujudkan ide-ide baru saat bekerja, memecahkan masalah dan melakukan tindakan-tindakan inovatif dengan pendekatan yang unik dalam memecahkan masalah dengan menggunakan sumber daya lainnya ke dalam proses sehingga menghasilkan inovasi yang baru. Indikator Kreativitas Guru 1) Ide-ide baru 2) Konsep Baru 3) Menemukan sesuatu yang baru 4) Menghasilkan sesuatu yang baru
- Kreatifitas Guru
Kreativitas Guru memiliki pengertian ganda, yaitu guru mampu menggunakan kreatifitasnya dalam melakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar pembelajaran, serta guru yang senang melakukan kegiatan kegiatan kreatif dalam hidupnya (Ifni, 2017). Selain itu kreativitas guru merupakan sifat pribadi yang tercermin melalui kemampuannya dalam menciptakan sesuatu yang baru (Abdullah, R, 2017). Sedangkan Chandra dalam oktavia, mengemukakan kreativitas seorang guru yaitu sebagai kemampuan mental yang khas pada manusia sehingga dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. (Oktavia, 2020).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kreativitas dari seorang guru adalah kemampuan seseorang guru dalam melahirkan atau menciptakan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang sudah ada dalam memberikan pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru yang kreatif dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada agar interaksi belajar mengajar dapat berlangsung menyenangkan serta membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Terlebih pada masa pandemi seperti saat ini, guru dituntut harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran karena dengan terbatasnya waktu dan materi harus dapat disampaikan dengan keseluruhan. Jika pembelajaran dilakukan secara daring maka kreativitas guru yang ada pada masa pandemi seperti saat ini yaitu dapat memanfaatkan media yang ada, seperti memanfaatkan aplikasi WhatsApp, Zoom, atau google class room. Akan tetapi jika dalam pembelajaran menggunkan sistem luring maka guru dapat menggunakan media gambar seperti poster atau gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan membentuk kelompok agar peserta didik berdiskusi dalam menyelesaikan tugas, lalu menggunakan video animasi bergambar dalam menjelaskan materi. Guru juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik dan memberikan sebuah reward bagi peserta didik yang mendapatkan nilai bagus, sehingga peserta didik yang lain pun akan berlomba-lomba dalam mendapatkan nilai bagus.
- Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar (Yaumi, 2013). Selain itu, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru dan murid, termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang fektif dan efisien (Fadlillah ,2013).
Sedangkan Suparman berpendapat strategi pembelajaran adalah gabungan dari beberapa kegiatan, metode, cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan peralatan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 2021). Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.dengan menggabungankan beberapa kegiatan, metode, cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan peralatan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan.
- Metode Brainstorming
Metode paling terkenal dan efektif untuk memunculkan berbagai ide tentang suatu masalah dalam waktu yang terbatas melalui peran serta para partisipan secara spontan adalah metode brainstorming . Brainstorming merupakan salah satu teknik untuk mengembangkan kreativitas kelompok dimana ide dan pemikiran dibagikan oleh setiap anggota secara spontan untuk mencapai solusi dari suatu masalah (Samarraie, 2017).
Menurut (Hisrich et al., 2008), pada metode ini, untuk mendapatkan kreatifitas yang lebih baik, peserta dalam kelompok distimulasi melalui pertemuan dengan orang lain dan partisipasi dalam pengalaman-pengalaman kelompok. Ketika menggunakan metode brainstorming ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu: 1) tidak boleh ada kritik atau komentar negatif dari siapapun dalam kelompok, 2) keadaan/situasi nyaman, bebas tidak terkungkung, 3) kuantitas ide sangat diinginkan, makin banyak ide akan semakin baik, 4) Ide-ide dari orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki dan menghasilkan ide baru.
Dalam Hisrich et al. (2008) cara melakukan sesi tukar pikiran (brainstorming ) yang baik dengan cara 1) menyiapkan satu pernyataan dari masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas atau terlalu sempit dan tidak membatasi berbagai respon, 2) partisipan berjumlah 6 sampai 12 individu 3) hindari respon-respon yang menghambat dan tidak ada anggota kelompok yang ahli dalam bidang tersebut, 4) semua ide (logis atau tidak logis) harus dicatat, dan 5) tidak boleh mengkritik atau mengevaluasi selama sesi brainstorming tersebut.
Menurut Zimmerer et al. (2008) ada panduan yang harus diikuti agar sesi brainstorming sukses, yaitu 1) merupakan kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 8 orang dengan atur pola duduk berbentuk U atau lingkaran yang dapat mendukung komunikasi dan interaksi berjalan dengan baik, 2) memandang sejajar semua anggota kelompok, sebaiknya anggota dalam kelompok terdiri dari berbagai latar belakang ilmu dan perpektif 3) rumusan masalah diberikan secara jelas kepada kelompok sesuai waktu yang ditetapkan, yaitu sekitar 40-60 menit, 4) menunjuk orang luar untuk mencatat pastikan bukan anggota kelompok yang mencatat, 5) dukung seluruh ide dari tim, walaupun ide gila/liar, ide yang tidak masuk akal dan ekstrim sekalipun, pada metode ini kuantitas ide lebih ditekankan dari pada kualitas ide, 6) tidak diperbolehkan untuk melakukan evaluasi atau kritikan terhadap setiap ide yang dihasilkan, dan dukung partisipan untuk menggunakan "ide boncengan" (menemukan ide baru berdasarkan ide yang telah disarankan).
Menurut Roestiyah (2001), metode brainstorming merupakan suatu teknik mengajar di dalam kelas yang dilaksanakan oleh fasilitator, dengan cara melontarkan suatu isu kepada mahasiswa, kemudian mahasiswa menjawab atau memberikan pendapat/ komentar, sehingga isu/ masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok mahasiswa dalam waktu yang singkat.
Pada metode brainstorming untuk menghimpun gagasan/ide, pendapat, informasi, pengetahuan,maupun pengalaman dari semua peserta kelompok dilakukan melalui diskusi dari peserta kelompok. Walaupun sebagian besar ide kelompok tersebut tidak mempunyai dasar pengembangan lebih lanjut, namun sebuah ide cemerlang dapat muncul. Dengan demikian, tujuan metode brainstorming untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menggali ide apa yang dipikirkan mahasiswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan oleh fasilitator di kelas (Roestiyah, 2001).
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL PENYELESAIAN MASALAH
Kegiatan brainstorming dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran tatap muka terbatas di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM, Kegiatan ini merupakan penelitian tindakan sekolah, yang terdiri 1 siklus dengan 2 kali pelaksanaan kegiatan. Jenis penelitian adalah kualitatif diskiptif. Sumber data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Pelaksanaan kegiatan brainstorming dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober sd 3 November 2021, bertempat di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM Jalan Simpang Sulsat Utara VII KAV 21 Malang, waktu pelaksanaan pada jam sekolah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM yang berjumlah 6 orang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru TK B, 1 orang guru TK A dan 2 ornag guru KB. Kegiatan ini juga melibatkan siswa-siswi TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM yang berjumlah 43 orang.
Kegiatan brainstorming sendiri dilaksanakan dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Persiapan, 2. Pelaksanaan, 3. Monitoring, 4. Evaluasi, 5. Refleksi dan tindak lanjut. Adapun uraian kegiatan tersebut sebagai berikut :
- Persiapan.
- Tahap persiapan ini dimulai dengan melakukan pemetaan terhadap kreatifitas guru oleh kepala sekolah. Dari pemetaan kemampuan guru dalam menyusun strategi pembelajaran diperoleh 2 guru kretif dan 3 guru cukup kreatif. Setelah itu kepala sekolah melakukan sosialisasi dan berkoordinasi dengan dewan guru TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM tenteng masalah pembelajaran dan rencana kegiatan sebagai tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Pada pertemuan ini disepakati bahwa rencana kegiatan adalah melakukan diskusi menggunakan metode brainstorming , hal ini dirasa metode tersebut sangat efektif, tidak memerlukan biaya yang besar dan waktu yang dapat disesuaikan.
- Kepala sekolah menyampaikan tujuan kegiatan, teknik pelaksanan, menentukan dan menyusun indikator keberhasilan yang diharapkan baik indikator keberhasilan guru, indikator keberhasilan siswa/dampak terhadap students wellbeing, indikator keberhasilan sekolah, Waktu pelaksanaan, Sumberdaya yang terlibat. Sarana prasarana.
- Adapun indikator keberhasilan bagi guru adalah :1) Guru menyampaikan ide yang kreatif, 2) Guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenagkan dengan menerapkan prokes covid 19. 3) Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan prokes covid 19. Sedangkan Indikator keberhasilan pada peserta didik meliputi: 1) Anak aktif dalam pembelajaran 2) Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran. 3) Anak merasakan pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
- Gambar 1 : sosialisasi kegiatan
- Pelaksanaan
- Kegiatan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran PTMT dengan metode brainstorming ini merupakan kegiatan curah pendapat dengan memanfaatkan forum pertemuan guru TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 Oktober sd 5 November 2021. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada kelompok dengan jumlah besar kemudian dibagi menjadi kelompok dengan jumlah partisipan 5 sd 8 orang. Karena di TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM jumlah guru hanya 5 orang maka tidak ada pembagian kelompok menjadi jumlah yang lebih kecil hal ini disebabkan jumlah kelompok sudah mencukupi untuk dilaksanakan kegiatan tersebut. Semua orang diharuskan menyampaikan ide dan gagasan.
- Untuk melaksanakan brainstrorming pertama-tama pemimpin rapat yaitu kepala sekolah menyampaikan tema yang akan dibahas. Tema bahasan kegiatan brainstorming sudah ditentukan sebelumnya yaitu membahas tema pembelajaran untuk satu minggu depan. Kemudian menentukan kompetensi dasar yang dipilih di TK A, TK B dan KB dikeluarkan dibuat sama hal ini mempermudah membuat kegiatan pembelajaran. mulai rancangan kegiatan tema tertentu dengan merinci strategi pembelajaran yang akan digunakan. Untuk menentukan kompetensi dasar yang akan dikeluarkan pada tema tersebut maka setiap guru diharuskan untuk memberikan ide dan gagasannya. Masing-masing guru menyampaikan secara bergantian, kemudian dari ide yang diberikan oleh masing-masing guru ditampung, dididkusikan kemudian diambil kesepakatan.
- Jika sudah mendapatkan kesepakatan tentang kompetensi dasar yang akan dikeluarkan pada tema tertentu, pemimpin rapat menanyakan pada peserta rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tema tersebut. Peserta brainstorming atau guru secara bergantian akan menyampaikan ide atau gagasan tentang rencana kegiatan pada tema tersebut. Penyampaian ide dan gagasan dilakukan secara spontan dengan memaparkan atau menceritakan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Rencana kegiatan yang dipaparkan guru memuat stategi pembelajaran. Setelah disampaikan ide dan gagasan dilakukan diskusi, tanya jawab, tetapi tidak diperbolehkan untuk mengkritik. Semua ide akan ditampung tetapi ide yang unik dan menarik akan dipergunakan.
- Dari pelaksanaan kegiatan ke 1 diperoleh banyak ide dan gagasan. Salah satu ide pada tema lingkungan dengan sub tema pasar adalah kompretansi dasar pada tema lingkungan yaitu berdasarkan kesepakatan : Nam : 1.2 .3 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, Fismot : 3.3 - 4.3 .4 Menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, Kognitif : 2.3 Memiliki prilaku yg mencerminkan sikap kreatif, 3.7- 4.7 .2 Menjelaskan lingkungan sekitarnya secara sederhana, Bahasa : 3.11-4.11.3 Mengungkapkan perasaan, ide, pendapat dengan pilihan kata yang sesuai saat berkomunikasi, Sosem : 2.11.5 Tetap Tenang saat berada di tempat baru dengan situasi baru, Seni : 2.4.2 Menjaga kerapian diri, 3.15- 4.15.1 Menampilkan karya seni sesuai kreatifitasnya misal.seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkan dengan menggunakan alat musik yang sesuai.
- Dari pelaksanaan kegiatan ke 1 untuk tema lingkunganku dengan sub tema pasar tercetus ide marketplace anak muslim yaitu membawa pasar ke dalam sekolah. Stategi pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran, media dengan bahan-bahan nyata, tempat kegiatan di dalam sekolah dengan setting ruangan menyerupai pasar dan pengorganisasian anak secara klasikal. Ide dan gagasan ke 2 untuk tema lingkungan dan sub tema menjaga keamanan lingkungan adalah visit to security, yaitu melakukan kunjungan ke pos satpam, tempat kegiatan di pos satpam depan sekolah, setting ruangan mengikuti ruang satpam, pengorganisasian siswa secara klasikal dan metode yang digunakan karyawisata.
- Pada kegiatan brainstorming ke 2 dihasilkan kompetensi dasar, Nam : 1.1.3 Mengetahui ciptaan - ciptaan Tuhan, Fismot : 3.3 - 4.3.1 Melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol.,seimbang dan lincah, Kognitif : 3.8 - 4.8.3 Menceritakan perkembangbiakan makhluk hidup, 3.5- 4.5.2 Menyelesaikan tugas meskipun menghadapi kesulitan, Sosem : 2.6 .2 Mentaati aturan, Seni : 3.15 -- 4.15.1 Menampilkan karya seni sesuai kreatifitasnya misal.seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkan dengan menggunakan alat musik yang sesuai. Rencana kegiatan pada tema binatang dan sub tema macam-macam ikan air tawar dan laut yaitu kolam pancingku. Strategi yang dilakukan adalah pemberian tugas, metode proyek, media pembelajaran ikan lele, perlengkapan menyerok, tulisan macam-macam ikan dan macam-macam ikan darat. Tempat kegiatan kolam sekolah. Sebelum pandemi pelaksanaan kegiatan pada tema tersebut dilakukan disekolah dengan media kertas. Rencana kegiatan pada ide ke 4 yaitu membuat aquarium dengan metode proyek dan setting ruangan ada dalam kelas.
-
Dok. pribadi
- Gambar 2. Pelaksanaan Brainstrorming
- Monitoring
- Monitoring dilakukan untuk mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan dengan tujuan mengetahui kesenjangan program dengan target. Dengan kata lain monitoring berfungsi mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan target sehingga pelaksanaan program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan umpan balik. Adapun monitoring yang dilakukan pada kegiatan ini meliputi :
- Monitoring pelaksanaan brainstorming .
- Monitoring ini dilakukan dengan melihat daftar kehadiran peserta/guru, keaktifan guru dalam kegiatan brainstorming dan mengisi intrumen monitoring pelaksanaan program. Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 22 Oktober dan 29 Oktober 2021
Tabel 1a. Instrumen evaluasi monitoring pelaksanaan kegiatan
No
Kegiatan
Uraian
Keterlaksanaan
Keterangan
Ya
Tidak
A
B
C
D
e
F
1.
Persiapan
Sosialisasi kegiatan Brainstorming
Menyusun Program kegiatan
Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Pelaksanaan kegiatan.
2.
Pelaksanaan
Presensi
Pembukaan oleh kepala sekolah
Pelaksanan kegiatan
Presentasi hasil kegiatan
Pemberian feedback
Penutup
Jumlah
5
1
Skor Perolehan "Ya"
5
Total Perolehan (skor perolehan "Ya" : skor maksimal (sejumlah item uraian) x 100)
5/6 x 100
= 83,3
A
Keterangan:
Jawaban Ya = 1
Jawaban Tidak = 0
Kriteria penskoran: A = 86-100 ( sangat baik/sangat memadai), B=71-85,99 (Baik/memadai), C = 56-- 70,99 (cukup /cukup memadai), D = < 56 (kurang/kurang memadai)
Monitoring terhadap indikator kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan prokes covid 19 dilakukan dengan mengisi ceklish.
Pelaksanana monitoring terhadap kreatifitas guru dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan brainstorming yaitu tanggal 22 dan 29 Oktober 2021 dengan melakukan pengisian tanda ceklish pada instrument table 1.b. kemudian dilakukan perhitungan skor dengan mengikuti rumus yang ada.
Tabel : 1.b. Instrumen evaluasi indikator kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan prokes covid 19.
No
Indikator Keberhasilan
Ketercapaian
Keterangan
4
3
2
1
1.
- Guru aktif menyampaikan ide/gagasan
2..
- Ide yang disampaikan guru merupakan ide baru/ide boncengan/mengembangkan ide orang
3.
- Strategi pembelajaran yang dirancang menarik dan menyanangkan dan dapat diterapkan pada pembelajaran tatap muka terbatas
Jumlah Skor
4
3
2
Total Skor Diperoleh
9
Hasil (Skor diperoleh : Skor maksimal) x100)
(9:12x100%)
B
Keterangan*) isi sesuai dengan indikator:
4 = sangat baik (Selalu muncul), 3 = baik (sering muncul), 2 = cukup (kadang-kadang muncul), 1= kurang (tidak pernah muncul)
Kriteria penskoran:
Kriteria penskoran: A = 86-100 ( sangat baik/sangat memadai), B=71-85,99 (Baik/memadai), C = 56-- 70,99 (cukup /cukup memadai), D = < 56 (kurang/kurang memadai).
- Monitoring terhadap indikator strategi pembelajaran dibuat guru menarik dan menyenangkan
- Monitoring terhadap indikator ini dilakukan pada saat guru melakukan proses pembelajaran. Proses pelaksanaan kegiatan pada tanggal 26 dan 28 Oktober 2021, kemudian kepala sekolah melakukan pengisian pada instrument 1.c. dengan memberikan cek lish dan melakukan penghitungan.
Tabel 1c. Instrumen Evaluasi Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan prokes covid 19.
No
Indikator Keberhasilan
Ketercapaian
Keterangan
4
3
2
1
1.
- Pembelajaran yang dilakukan guru menarik dan menyenangkan
2..
- Anak nampak aktif melakukan kegiatan yang disiapkan guru
3.
- Anak menampakkan sifat antusias dalam pembelajaran daring.
4.
Terciptanya kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan.
Jumlah Skor
4
3
2
Total Skor Diperoleh
9
Hasil (Skor diperoleh : Skor maksimal) x100)
75
B
Keterangan*) isi sesuai dengan indikator: 4 = sangat baik (Selalu muncul), 3= baik (sering muncul), 2= cukup (kadang-kadang muncul), 1= kurang (tidak pernah muncul)
Kriteria penskoran:
Kriteria penskoran: A = 86-100 ( sangat baik/sangat memadai), B=71-85,99 (Baik/memadai), C = 56-- 70,99 (cukup /cukup memadai), D = < 56 (kurang/kurang memadai).
- d, Monitoring student wellbeing dilakukan dikelas pada saat PTMT dengan yaitu tanggal 26 dan 28 Oktober 2021 dan mengisi ceklish pada table 3.d.dan melakukan perhitungan dengan rumus yang sudah disediakan.
- Table 1.d. Instrumen Evaluasi Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan prokes covid 19.
No
Indikator Keberhasilan
Ketercapaian
Keterangan
4
3
2
1
1..
- Anak nampak aktif melakukan kegiatan yang disiapkan guru
2.
- Anak menampakkan sifat antusias dalam pembelajaran daring.
3.
Anak merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru
Jumlah Skor
4
3
2
Total Skor Diperoleh
9
Hasil (Skor diperoleh : Skor maksimal) x100)
75
B
Keterangan*) isi sesuai dengan indikator: 4 = sangat baik (Selalu muncul), 3 = baik (sering muncul), 2 = cukup (kadang-kadang muncul), 1= kurang (tidak pernah muncul)
Kriteria penskoran: A = 86-100 ( sangat baik/sangat memadai), B=71-85,99 (Baik/memadai), C = 56-- 70,99 (cukup /cukup memadai), D = < 56 (kurang/kurang memadai).
- Gambar 3 . Monitoring implementasi di kelas kegiatan marketplace
-
- Gambar 4 . Monitoring implementasi di kelas ide visit to security
-
- Gambar 5 . Monitoring implementasi di kelas ide kolam ikanku
-
Dok. pribadi
- Gambar 6 . Monitoring implementasi di kelas ide aquariumku
- Hasil Kegiatan
- a). Hasil Pelaksanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan brainstorming ini telah berhasil dilaksanakan dengan baik dimana peserta mengikuti kegiatan sampai selesai dengan antusias.
- b) Hasil kegiatan
- Berdasarkan hasil kegiatan, diperoleh peningkatan kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran tatap muka terbatas yang menarik dan menyengakan sebesar 30,0%. Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal sebelum dilakukan brainstorming dan kondisi setelah dilakukan brainstorming. Ketercapaian guru dapat merancang strategi pembelajaran tatap muka terbatas yang menarik dan menyengkan sebesar 80,0% atau sangat baik, dan ketercapaian guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan aman 80,0 % atau sangat baik.
- Pencapaian terhadap Students Wellbeing.
- Hasil kegiatan setelah dilakukan implementasi dalam kelas pencapaian Students Wellbeing diperoleh hasil yang sangat baik. Dampak pada studens wellbeing strategi pembelajarann yang dibuat guru membuat anak aktif diperoleh tingkat keberhasilan 95,0% mengalami pengikatan sebesar 35,0%, staategi pembelajarann yang dibuat guru menjadikan anak antusias diperoleh tingkat ketercapaian 100 % mengalami peningkatan sebesar 40%. staategi pembelajarann yang dibuat guru menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan diperoleh tingkat keberhasilan 100% mengalami peningkatan sebesar 40% dan strategi pembelajaran yang diibuat guru membuat anak senang 100% mengalami peningkatan sebesar 40%.
- Pencapaian terhadap sekolah mampu menerapkan pembelajaran yang aman sesuai prokes covid 19.
- Hasil kegiatan setelah dilakukan implementasi dalam kelas pencapaian terhadap sekolah mampu menerapkan pembelajaran yang aman sesuai prokes covid 19 diperoleh tingkat ketercapaian 80%.
- Evaluasi
Berdasarkan hasil Monitoring pelaksanaan kegiatan brainstrorming berjalan lancer dan sesuai jadwal. Dari monitoring hasil kegiatan diperoleh hasil yang sangat baik pada ketercapaian guru dalam merancang strategi pembelajaran yang menarik dan menyenagkan dan ketercapaian guru dalam menerapkan . pembelajaran yang menarik dan menyenagkan. Evalusai hasil kegiatan. berdasarkan monitoring dampak terhadap student wellbeeing pada yang mencakup siswa aktif, antusias, kegiatan yang dilakukan guru menarik dan menyenangkan dan anak menjadi senang diproleh hasil diperoleh sangat baik.
- Memberikan pemahaman guru terhadap protocol kesehatan covid 19 dan strategi pembelajaran anak usia dini dalam konsep kurikulum.
- Memberikan masukan terhadap rencana pembelajaran yang dibuat.
- Dalam kegiatan refleksi semua teman merasa senang, semangat dan antusias karena dengan brainstorming banyak ide-ide baru muncul, sehingga kreatifitas guru mengalami peningkatan dan mempermudah guru dalam merancang strategi pembelajaran.
- Strategi pembelajaran yang sudah dibuat akan diimplementasikan dalam kelas PTMT.
- Mengagendakan kembali kegiatan brainstorming serupa untuk meningkatkan kopentensi guru.
- Sumber daya manusia.
- sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain: kepala sekolah sebagai penanggungjawab, guru TK berjumlah 4 dan guru KB berjumlah 2 orang, seluruh peserta didik TPA KB TK PLUS ANAK MUSLIM.
- Sumber daya non manusia.
- Silabus, buku, laptop dan peralatan tulis menulis.
- Sesuai indikator keberhasilan bagi guru, yaitu guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan pada PTMT dan guru dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan pada PTMT
- Sesuai indikator keberhasilan siswa yaitu terciptanya Students Wellbeing, yang ditandai dengan anak aktfi dalam kegiatan pembelajaran, anak lebih antusias dalam kegiatan yang dilakukan, dan senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
- Sesuai indikator keberhasilan sekolah yaitu sekolah dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas dengan aman sesuai dengan prokes covid 19.
- DAFTAR PUSTAKA
- Abdullah, R. (2017). Pembelajaran dalam perspektif kreativitas guru dalam pemanfaatan media pembelajaran. Lantanida Journal, 4(1), 35-49.
- Al-Samarraie, H., & Hurmuzan, S. (2018). A review of brainstorming techniques in higher education. Thinking Skills and Creativity, 27, 78-91.
- Andriani, W., Subandowo, M., Karyono, H. and Gunawan, W., 2021, August. Learning Loss dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Corona. In Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran (Vol. 1, No. 1, pp. 484-501). Al-Samarraie, Hosam; Hurmuzan, Shuhaila (2017). A Review of Brainstorming Techniques in Higher Education. Thinking Skills and Creativity,
- Colquitt, J.A., J. Lepine, M.J. Wesson. 2011. Organizational Behavior, New York: McGraw-Hill. Conny R.
- DAFTAR PUSTAKA
- FADHILAH, N. (2013). PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SMA IT MUTIARA DURI KABUPATEN BENGKALIS (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU).
- Fu, K., Murphy, J., Yang, M., Otto, K., Jensen, D., & Wood, K. (2015). Design-by-analogy: Experimental evaluation of a functional analogy search methodology for concept generation improvement. Research in Engineering Design, 26(1), 77-95
- Ghifar, R., Yusuf, A. E., Sumardi, S., & Wulandari, F. (2019). Peningkatan Kreativitas Guru Melalui Pengembangan Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi. Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(2), 790-799.
- Hisrich, R.D; Peters. M.P & Shepherd, D.A. (2008). Kewirausahaan Edisi 7. Terjemahan Chriswan, S & Diana A. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Ifni, O. (2017). Kreativitas Guru Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Kependidikan, 5(2).
- Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Susiani, Tri Saptuti. 2007. Kinerja Calon Guru Sekolah Dasar. Inovasi Pendidikan, Jilid 8, No. 2. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
- Nuraini, N., & Suryana, D. (2021). DAMPAK PEMBELAJARAN DARING TERHADAP MOTORIK HALUS AUD PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI TK MELATI. JCE (Journal of Childhood Education), 5(2), 409-424.
- Oktavia, Y. (2020). Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 808-815.
- Rini, T.A., 2018. Program Baca Tulis Asik, Kreatif Dan Komunikatif di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, 27(2), pp.133-141.
- Roestiyah, N. K. (2001). Metode Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
- SHELY, K. (2021). UPAYA KREATIVITAS GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DIMASA PANDEMI KELAS IV MI AL-MAKMUR TANGGAMUS (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
- Sinamo, Jansen. 2010. Delapan Etos kerja Profesional. Jakarta : Institut Mahardika
- Sumarni, T., 2021. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Tinjauan Psikologi dan Al-Quran. Qolamuna: Jurnal Studi Islam, 6(2), pp.169-182.
- Suparman, S., 2021. Meningkatkan Kreativitas Anak Pada Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mendongeng Di Kelompok Bermain Al Furqan Karrang. Jurnal Edukasi Nonformal, 2(1), pp.126-132.
- Suryana, D., 2016. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak. Prenada Media.
- UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Wulandari, H. and Purwanta, E., 2020. Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak selama Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), pp.452-462.
- Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada.
- Yaumi, M., & Ibrahim, N. (2013). Pembelajaran berbasis kecerdasan jamak. Jakarta: Kencana.
- Zimmerer, Thomas. W, Norman M. Scarborough and Doug Wilson. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI