Mereka mudah tergoda oleh istilah-istilah teknis dan narasi bombastis yang dihembuskan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, sering kali tanpa memeriksa validitas klaim tersebut. Di sisi lain, ini juga mengungkapkan dorongan kuat untuk segera keluar dari jerat ekonomi yang serba sulit.Â
Banyak orang merasa bahwa waktu tidak berpihak pada mereka, sehingga apa pun yang menawarkan hasil cepat, meskipun terdengar mustahil, tampak lebih realistis dibandingkan jalan panjang menuju keberhasilan melalui kerja keras dan konsistensi.
Tidak dapat disangkal bahwa obsesi terhadap kekayaan instan ini juga didorong oleh dinamika sosial-ekonomi yang memperburuk situasi. Ketimpangan ekonomi yang kian nyata membuat sebagian besar masyarakat merasa bahwa mereka tertinggal jauh dari mereka yang berada di puncak piramida kekayaan.Â
Akibatnya, mereka lebih mudah terjebak dalam skema yang menjanjikan "solusi instan," meskipun kerap berakhir dengan kekecewaan.Â
Dampaknya pun meluas, tidak hanya pada kerugian materi, tetapi juga pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap peluang investasi atau inovasi yang sah. Sering kali, kerugian finansial ini membawa efek domino, menyebabkan tekanan psikologis hingga konflik sosial.
Contoh kasus nyata yang mencuat terjadi di Bandung, Â adalah kerusakan taman kota akibat aktivitas para pemburu koin jagat. Sebuah aplikasi menawarkan hadiah berupa poin digital yang dapat ditukar dengan uang tunai jika pengguna menemukan "koin virtual" yang tersembunyi di berbagai lokasi kota.Â
Salah satu lokasi yang menjadi target adalah Taman Balai Kota Bandung, di mana puluhan orang datang membawa alat seperti tongkat dan sekop untuk "mencari koin."Â
Dalam waktu singkat, area taman yang sebelumnya asri berubah menjadi penuh lubang dan sampah yang ditinggalkan para pencari. Akibatnya, pemerintah kota harus mengeluarkan dana untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.
Sedangkan kasus yang terjadi di Surabaya lebih konyol lagi, kerusakan fasilitas umum terjadi di kawasan Stasiun Gubeng. Sebuah fitur dalam aplikasi berburu koin mengarahkan pengguna untuk mencari koin di area stasiun.Â
Beberapa pengguna dengan antusias memasuki area terlarang, seperti rel kereta api, demi mendapatkan poin. Mereka bahkan merusak pagar pembatas untuk memasuki lokasi yang dianggap "menyembunyikan koin virtual."
Insiden ini tidak hanya merusak fasilitas stasiun, tetapi juga membahayakan keselamatan para pemburu koin. PT KAI Daop 8 Surabaya melaporkan insiden ini dan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menangani pelaku.