Di era digital yang semakin maju, generasi muda menghadapi tantangan baru dalam hal pengelolaan keuangan. Salah satu fenomena yang kian menjadi sorotan adalah doom spending, yaitu perilaku konsumsi impulsif yang dipicu oleh kecemasan, ketidakpastian, atau stres. Fenomena doom spending kian meluas di kalangan generasi muda di era digital. Pengaruh media sosial dalam memicu perilaku ini sangat signifikan. Platform seperti Instagram, TikTok, dan e-commerce telah menciptakan ekosistem yang menekan individu untuk berbelanja, bukan berdasarkan kebutuhan tetapi karena pengaruh eksternal.
Doom spending sering terjadi ketika seseorang merasa tidak berdaya atau tertekan, lalu mencari pelarian melalui pembelian barang-barang yang tidak selalu diperlukan. Fenomena ini menjadi lebih nyata di kalangan anak muda yang seringkali dipengaruhi oleh media sosial dan gaya hidup digital. Di tengah tren ini, perilaku doom spending bisa mengakibatkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental dan finansial anak muda.
Menurut survei Statista 2023, 66% dari generasi Z mengaku pernah melakukan pembelian impulsif karena merasa terpengaruh oleh tren atau iklan yang mereka lihat di media sosial. Angka ini menunjukkan betapa besar pengaruh teknologi dan gaya hidup digital terhadap perilaku konsumtif.
Doom Spending di Kalangan Generasi Muda
Perilaku doom spending ini bukan sekadar konsep teoretis, tetapi nyata dihadapi oleh sebagian besar anak muda. Beberapa survei dan studi menunjukkan fakta mengejutkan terkait konsumsi impulsif di kalangan anak muda:
Survei Bankrate (2023) menunjukkan bahwa 52% dari generasi Z dan 49% milenial mengaku telah melakukan pembelian impulsif sebagai respons terhadap kecemasan atau stres.
Laporan dari eMarketer menemukan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 72% pengguna media sosial di kelompok usia 18-34 tahun terpengaruh oleh konten influencer dalam membuat keputusan pembelian, bahkan ketika mereka tidak memiliki kebutuhan mendesak akan produk tersebut.
Studi McKinsey (2022) juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% generasi muda di bawah usia 30 tahun mengalami kesulitan dalam mengendalikan pengeluaran mereka, terutama karena dorongan belanja impulsif yang diakibatkan oleh platform e-commerce dan iklan digital.
Statistik dari Forbes (2023) menunjukkan bahwa di AS, pembelian melalui platform media sosial tumbuh sebesar 35% dari tahun ke tahun, dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan milenial dan generasi Z. Tren ini memperlihatkan bagaimana media sosial menjadi medium utama yang mendorong konsumerisme digital.
Pengaruh Media Sosial Terhadap Doom Spending