Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menentramkan Hati di Tengah Maraknya PHK: Menemukan Kedamaian dalam Ketidakpastian

10 September 2024   09:51 Diperbarui: 13 September 2024   08:54 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PHK (THINKSTOCK via KOMPAS.com)

Situasi ekonomi yang tidak menentu, pandemi yang berkepanjangan, dan perubahan besar di dunia kerja telah menyebabkan banyak perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kondisi ini menimbulkan kecemasan bagi para pekerja yang kehilangan mata pencaharian, serta kekhawatiran bagi mereka yang masih mempertahankan pekerjaan tetapi merasa rentan.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di tengah gejolak perekonomian global. Perusahaan-perusahaan teknologi di dalam negeri, yang terbaru Ruangguru hingga GoTo pun menambah panjang daftar perusahaan yang menempuh PHK.

Nama besar lain, Zenius juga sudah melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya sebelumnya. Startup edukasi tersebut melakukan PHK di tahun 2022 . 

Sedangkan data yang dikutip dari beberapa sumber, tercatat, selama periode Januari-Agustus 2024, total 46.240 pegawai menjadi korban PHK agar bisa beradaptasi dengan dinamisnya kondisi yang memengaruhi industri.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah mimpi buruk bagi setiap pekerja di berbagai sektor terutama dalam beberapa tahun terakhir.

Fenomena ini, dipicu oleh kombinasi berbagai faktor seperti krisis ekonomi global, pandemi COVID-19, dan disrupsi digital, tidak hanya mempengaruhi aspek finansial seseorang, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental dan emosional. 

Bagi sebagian orang, PHK datang tiba-tiba tanpa peringatan, sementara bagi yang lain, situasi ini terasa seperti ancaman yang terus menghantui setiap hari. 

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, semakin banyak pekerja harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan.

Situasi ini tak hanya menimbulkan ketakutan akan masa depan finansial, tetapi juga mengganggu stabilitas emosional dan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun