Â
Tidak ada yang mengingkari bahwa peran pondok pesantren kini sangat penting dalam kehidupan bangsa. Tidak sedikit santri atau mantan santri yang mampu bersekolah di luar negeri untuk menuntut ilmu. Bahkan ada yang berkuliah di Harvard, Pensylvania, beberapa universitas tersohor di Inggris danlain sebagainya. Beberapa dekade lalu, orang-orang seperti Gus Dur atau Nurcholis Madjid adalah beberapa santri yang punya otak cemerlang dan melanjutkan studinya ke luar negeri.
Pondok pesantren kini punya kemajuan pesat, karena tidak hanya pusat pendidikan agama tetapi juga merupakan pusat pemberdayaan ekonomi umat. Tak sedikit pondok pesantren yang punya sejumlah tanah , mereka olah dan menghasilkan hasil pertanian yang bisa untuk pendapatan pondok. Ada juga pondok pesantren yang mampu mengolah UMKM semisal kripik untuk dijual dan kemudian menjadi pendapatan utama pondok itu. Dan banyak lagi. Dengan begitu pondok tak ubahnya menjadi tempat praktek wiraswasta bagi para santrimya.
Pondok pesantren yang mengajarkan kemandirian ekonomi bagi santrinya tanpa sadar menciptakan ketrampilan wirausaha dan mencetak pribadi yang bermental baja yang tak lembek ketika kegagalan usaha datang. Ini agak berbeda dengan mental pegawai yang tidak kreatif dan mengandalkan pendapatan perbulannya darti bekerja ikut orang.
Kepemimpinan Prabowo-Gibran yang menekankan pada penguatan ekonomi nasional tentu membutuhkan partisipasi aktif dari kalangan santri untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing. Apalagi tema hari Santri yang dirayakan pada 22 Oktober lalu yaitu Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.
Dengan demikian secara tak langsung santri diharap akan mendapat peran penting dalam masa mendatang. Pola perjuangan bergeser dari meraih dan mempertahakankan kemerdekaan menjadi kemandirian secara ekonomi. Dunia penuh dengan ketidakpastian ekonomi, sehingga produktifitas kaum kreatif dalam hal ini santri untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat dihargai untuk mengawal visi kebijakan pemerintah Indonesia.
Hal yang tidak kalah penting dan berkenaan dengan hari santri yang baru saja kita peringati adalah nilai-nilai nasionalisme tetap ada di kalangan santri seperti halnya delapan dekade lalu, KH Hasyim Ashyari mengucapkan fatwa jihad untuk membela atau mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Itu besar artinya bagi perjuangan  Indonesia yang berdaulat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H