Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa, Kesantunan, dan Kerjasama

8 April 2022   19:53 Diperbarui: 8 April 2022   20:00 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda seorang Badminton Lovers ? Atau setidaknya memperhatikan jenis olahraga ini sedikit saja. Jika iya, dari sekian pemain, siapa pemain idola anda?

Ya, olahraga jenis badminton memang banyak penggemar di Indonesia selain sepakbola. Diantara pemain yang masih bermain untuk membela nama Indonesia ada sekitar 12 orangyang berada di papan atas ranking dunia di beberapa katagori. Ada pasangan Indonesia Gresiya Polii- Apriani Rahayu yang menyabet emas saat Olimpiade Tokyo tempo hari, ada Kevin Sanjaya Sukomuljo dan pasangannya yaitu Marcus Gideon, Antony Sinisuka Ginting, Hendra Setiawan dan pasangannya Mohammad Ahsan.

Dari sekian nama yang saya tuliskan itu, ada pasangan yang ingin saya bahas yaitu pasangan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan? Kenapa? Bukan hanya karena mereka berdua adalah dua orang legend, pasangan professional yang disegani oleh banyak pemain dalam dan luar negeri, tapi yang menarik banyak orang akan pasangan ini adalah sikap toleransi yang ditujukan oleh masing-masing mereka.

Hendra adalah seorang keturunan Tionghoa beragama Kristiani, dan Ahsan adalah seorang muslim taat. Banyak hal yang bisa ditunjukkan jika Ahsan adalah muslim yang taat, begitu juga Hendra dan keluarganya. Tapi masing masing mereka (dan keluarga mereka) selalu menunjukkan sikap toleransi yang bisa diacungi jempol.

Itu nyata bisa kita lihat saat mereka menghadapi pasangan India saat Korea Open, Kamis (7/4/2022). Kejuaraan dunia itu diadakan di Korea pada saat bulan Ramadhanm dan Ahsan adalah pemain yang memutuskan untuk berpuasa meski harus berlaga (pemain lain memutuskan untuk tidak puasa saat berlaga). Pada saat interval, Ahsan hanya duduk dan mendengarkan arahan dari pelatih, sedangkan Hendra Setiawan memutuskan serupa yaitu mendengarkan arahan pelatih tanpa minum.

Toleransi berbau agama ditampakkan oleh kedua orang ini, namun dalam banyak kesempatan toleransi dalam profesi juga ditunjukkan oleh mereka. Saat salah satu cederam salah satu yang lainnya akan mengcover. Permainan dan capaian mereka juga sangat baik, bahkan melampaui junior mereka. Kerjasama dan saling pengertian diantara mereka banyak digambarkan oleh media sebagai pasangan panutan, di dalam lapangan (menyangkut prestasi dan cara bermain mereka) dan di luar lapangan (menyangkut attitute dan cara mereka berelasi)

Ilustrasi ini hanya ingin berkata bahwa memegang teguh agama tidak perlu dengan berkonflik. Ahsan bisa membuktikan bahwa memegang teguh rukun islam yaitu berpuasa bisa dengan bekerjasama dengan pihak dengan keyakinan berbeda, tanpa mengganggu dan diganggu. Bahkan seorang Hendra menghargainya dengan tidak minum di depannya. Dia santun dan merdeka menjalankan agamanya saat berada di negara non muslim sekalipun.

Puasa, salat dan berbagai kewajiban lain dalam agama memang  harus ditegakkan. Namun tidak harus dengan cara keras, kasar atau berkonflik. Menegakkan perintah Allah bisa dengan cara yang baik, santun dan bekerjasama dengan pihak lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun