A. Konsep Teori Belajar Humanisme
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment).
Pada Pendidikan modern penganut teori konstruktivisme memperluas fokus pembelajaran individual ke dimensi pembelajaran kolaboratif dan sosial.
Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001. Â Pada model ini, "siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya (Santrock, 2008)." Pada perkembangannya munculah istilah Teori Belajar Sosial. Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya (observation) terhadap perilaku orang lain.Â
1. Pandangan Albert Bandura Terhadap Teori Humanisme
Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori behavioristik dan kognitivistik karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi (Bandura, A., 1977). Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
Di sinilah peran elemen sosial, bahwa seseorang bisa belajar informasi dan perilaku baru dengan melihat orang lain melakukannya.
Teori Social Learning dapat menjadi jawaban atas celah dari teori-teori belajar lainnya. pada teori ini, terdapat 3 konsep yang menjadi dasar (Santrock, 2008), yaitu:
1.Manusia bisa belajar lewat observasi
2.Kondisi mental berperan penting dalam proses pembelajaran
3.Belajar sesuatu tidak menjamin perubahan perilaku