Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

6 Alasan Mengapa Kita Harus Nonton "Game of Thrones"

13 Agustus 2016   23:21 Diperbarui: 14 Agustus 2016   11:38 7789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi yang belum pernah tahu, Game of Thrones (GoT) adalah sebuah serial TV alias sinetron serial alias drahol (drama Hollywood, temannya drakor atau drama Korea) yang tayang di HBO. Di sini HBO yang versi sindikasi Asia bisa diinceng lewat jaringan-jaringan TV berlangganan (K Vision, Indovision, Telkomvision, dll.).

GoT didasarkan atas serial novel fantasi A Song of Ice and Fire karangan George RR Martin, di mana buku pertamanya berjudul A Game of Thrones. Kisahnya berkisar mengenai pertentangan politik di Tujuh Kerajaan (Seven Kingdoms) di benua fantasi Westeros. Serial ini tayang sejak 2011, dan tiap season hanya terdiri atas 10 episode. Mengudara tiap tahun pada bulan April hingga Juni, tahun ini GoT sudah mencapai musim keenamnya, dan menurut kabar terakhir akan tamat pada musim kedelapan tahun 2018 mendatang.

Sebagai pengamat sinetron, aku dengan yakin menobatkan GoT sebagai titik kulminasi pencapaian segala aspek dunia sinema televisi—sejauh ini, tentu saja—sejak kali pertama lahir di Amerika Serikat tahun 1950-an lalu. Segala aspek berada pada standar kualitas tertinggi, baik dalam hal bangunan kisah fiksinya maupun dalam pencapaian teknik sinematografi. Dan itu membuat kita yang peduli pada kualitas harus menjadikan serial ini (dan juga bukunya—aku malah belum baca) sebagai menu wajib santapan hiburan yang berintelektualita.

Lalu Anda pasti bertanya, memangnya apa saja yang membuat GoT sedemikian oke sehingga harus kita saksikan dan ikuti?

No Main Character

Betul. Tak ada tokoh utama alias lakon (dalam istilah Jowo) di GoT. Ada begitu banyak tokoh, dan semuanya sama rata. Yang mengidentikkan diri dengan satu tokoh idola pasti akan kecewa berat. Awalnya pasti mengidolakan Ned Stark, lalu Robb Stark, lalu Sansa dan Arya Stark, lalu Daenerys Targaryen, lalu Tyrion Lannister, lalu entah siapa lagi.

Martin memang menyusun dongengnya dengan pendekatan yang tidak mainstream. Bukunya dituturkan dari angle banyak tokoh sekaligus, yang masing-masing punya alur cerita sendiri dan saling berkaitan. Apakah semua tokoh baik mulia sempurna seperti di novel-novel inspiratif kita? Tidak. Mereka ditampilkan sebagai manusia ordinary, dengan kelebihan dan kekurangan yang proporsional.

Satu tokoh baik, akan mengalami musibah karena kekurangannya. Dan satu tokoh antagonis yang kita benci, suatu saat akan keluar sisi baiknya dan jadi terlihat mulia. Pada suatu titik, kita akan berhenti mengidolakan satu tokoh, dan “legawa” untuk menerima mereka seperti apa adanya. Dan itu pada dasarnya adalah sebuah...

Pelajaran Falsafah Hidup

Semua tokoh dalam GoT adalah pelajaran falsafah hidup yang sangat penting mengenai kemanusiaan. Mereka mengajarkan bahwa manusia berbeda-beda (sehingga harus toleran), punya kelebihan dan kekurangan masing-masing (sehingga tak boleh terlalu memuja atau menyiriki), dan berubah seiring tempaan kehidupan.

Normalnya tokoh utama dalam fiksi pasti serba diistimewakan, dan “ditakdirkan” oleh pengarangnya untuk menang (atau kalah—dalam cerita tragis ala zaman baheula). Dalam contoh-contoh di atas, para tokoh itu bahkan serba sempurna, nyaris tanpa cacat, dan selalu jaya sehingga bikin kita kagum (dan kita menyebut mereka “menginspirasi”).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun