Pernahkah Anda bepergian ke suatu arah untuk suatu keperluan, dan ujung-ujungnya, setelah berputar-putar kian-kemari seharian mengerjakan hal-hal terkait kepentingan itu, Anda ternyata sampai ke rumah teman lama yang sudah lama tak Anda jumpai? Fenomena semacam itulah yang terjadi pada saya begitu film Rogue One (atau judul resminya Rogue One: A Star Wars Story) mencapai bagian ending.
Film ini memang menghadirkan cerita lain yang tersendiri (standalone) di dalam cerita serial Star Wars yang legendaris itu, namun ternyata nyambung dengan alur utamanya, terutama ke film pelopornya, Star Wars: Episode IV – A New Hope (1977). Dan efek ini hanya bakalan bisa dirasakan oleh mereka-mereka yang secara komplet mengikuti keseluruhan ceritanya. Bagi yang belum, Rogue One ya hanya sekadar acara tembak-menembak sinar laser selama 1 jam 13 menit.
Tokoh utama film ini adalah Jyn Erso (Felicity Jones), putri dari Galen Erso (Mads Mikkelsen), ilmuwan perancang senjata penghancur planet milik Kekaisaran Galaksi, Death Star. Saat masih kecil, Jyn berhasil melarikan diri dari kejaran Orson Krennic (Ben Mendelsohn), Direktur Riset Persenjataan Canggih Kekaisaran yang datang untuk menangkap Galen.
Merasa bersalah karena ciptaannya adalah senjata pemusnah massal (semacam bom atom gitu, kalau di dunia sini), Galen melarikan diri ke planet Lah’mu agar tak lagi bekerja untuk Kekaisaran yang jahat. Untuk itulah Krennic mengejarnya, karena Galen harus menyelesaikan pembangunan Death Star. Dalam konflik di Lah’mu, Galen tertangkap dan dibawa kembali ke Kekaisaran. Lyra (Valene Kane), istri Galen, tewas. Sedang Jyn diselamatkan tokoh pemberontak bernama Saw Gerrera (Forest Whitaker).
Lima belas tahun kemudian, Jyn yang ditahan Kekaisaran dibebaskan oleh tentara Aliansi Pemberontak. Ia dimintai bantuan untuk membawa petugas intel Aliansi, Kapten Cassian Andor (Diego Luna), menemui Saw di markasnya bulan Jedha untuk mencari keterangan dari seorang pilot Kekaisaran pembelot yang ditahan Saw. Bodhi Rook (Riz Ahmed), pilot itu, diduga membawa pesan dari Galen soal Death Star yang sudah bisa difungsikan.
Jyn terpaksa mau, karena misi itu memberinya kesempatan untuk bertemu lagi dengan ayahnya. Di luar sepengetahuannya, penugasan Cassian sebenarnya adalah untuk langsung membunuh Galen andai ketemu, dan bukan sekadar mengambil informasi. Namun situasi berubah sesudah Jyn akhirnya berhasil membaca pesan hologram dari Galen yang dibawa oleh Bodhi.
Ia, Cassian, robot K-2SO, Bodhi, dan dua petarung yang ia kenal di Jedha, yaitu pendekar buta Chirrut Imwe (Donnie Yen) serta Baze Malbus (Jiang Wen), kemudian terlibat dalam misi berani mati untuk mencuri denah Death Star yang tersimpan di perpustakaan Kekaisaran di planet Scarif. Pertempuran seru baik di darat, udara, maupun luar angkasa orbit planet kemudian meletus di tempat itu.
Rogue One menghadirkan cerita dengan rute beda dari alur utama Star Wars sejak episode pertama (Phantom Menace tahun 2001) hingga episode terbaru (The Force Awakens tahun 2015). Kaitannya berada pada senjata pemusnah Death Star itu, yang kali pertama kita lihat di A New Hope. Ini merupakan bagian pertama dari seri antologi Star Wars (Star Wars Story) yang juga akan menghadirkan film tersendiri tentang Han Solo serta Boba Fett.
Menyaksikan film ini tanpa bekal pengetahuan yang memadai tentang dunia Star Wars akan menimbulkan efek serupa seperti jika anak-anak kekinian menertawakan para ordew (orang dewasa) yang tak mudeng saat ujug-ujug nonton Harry Potter and the Order of the Phoenix tanpa nonton judul-judul Harpot sebelumnya. Jika tak sempat mengonsumsi semuanya (karena total ada tujuh film), cukuplah membaca sinopsis-sinipsisnya terlebih dulu. Itu cukup membantu.
Bahkan saya pun, yang sudah ngelotot Star Wars sejak zaman masih SD, masih harus bekerja keras mengingat tokoh-tokoh di Rogue One dan keterkaitannya dengan cerita alur utama. Salah satunya adalah tokoh yang dimainkan Jimmy Smits, yang terlihat bersama para pemimpin Aliansi di banyak adegan. Baru menjelang keberangkatan Jyn dkk. ke Scarif, saya ingat kembali dia tak lain adalah Senator Bail Organa, ayah tiri dari Princess Leia.
Berkaitan dengan tokoh-tokoh, hal pertama yang saya rasakan sejak pembukaan dikenalkan pada Jyn adalah bahwa mereka—entah kenapa—tidak menimbulkan perasaan kedekatan dan ketertarikan. Felicity Jones tak semenarik Daisy Ridley sebagai Rey di The Force Awakens, Carrie Fisher di A New Hope dan dua sekuel sesudahnya, atau bahkan Natalie Portman di trilogi prekuel. Tokoh cowoknya pun setali tiga uang. Saya seperti tak berkepentingan dengan nasib mereka.