Dengan kekuatan super yang sangat aneh ini, kedelapan Sensates saling membantu menghadapi masalah masing-masing. Misal saat Nomi melarikan diri dari kejaran Whispers (Terrence Mann), seorang Sensate jahat yang muncul menggerebek bareng FBI dan polisi lokal San Francisco, ia dibantu Will dan Sun. Lalu saat spontan naik mobil dan baru belakangan sadar bahwa ia tak bisa setir, muncul Capheus menyelamatkannya dengan membawa mobil ngebut ala Van Damme di film Hard Target!
Sense8 dibuat oleh kerja bareng The Wachowski dan J. Michael Straczynski. Yang sering nonton genre sci-fi pasti akan langsung mafhum bahwa ini kolaborasi spektakuler. The Wachowski adalah duet sutradara bersaudara yang membesut trilogi The Matrix. Sedang Straczynski adalah kreator serial sinetron opera luar angkasa sukses tahun 1990-an, Babylon V (dulu main di SCTV).
Sense8 musim perdana terdiri atas 12 episode. Dan karena ini merupakan web television series, maka episode-episodenya nggak dirilis ngecer perminggu (atau perhari kayak di sini), melainkan keduabelasnya langsung sekaligus, yaitu pada tanggal 5 Juni 2015 lalu. Para kreatornya mengatakan, story arc alias alur cerita global Sense8 direncanakan akan berlangsung hingga lima season.
Ide cerita dan konsep dasar Sense8 berawal dari obrolan tengah malam kedua Wachowski. Sekadar info, mereka ini baru saja ganti nama grup. Dulu pas bikin The Matrix, mereka masih pakai nama The Wachowski Brothers, terdiri atas kakak-beradik Andy dan Larry Wachowski. Kini mereka pakai nama The Wachowski tok. Kata “Brothers”-nya dihapus, karena mereka sudah bukan brothers lagi, melainkan brother and sister.
Larry telah menjalani operasi transgender dan ganti nama jadi Lana. Karakter inilah yang kemudian dilahirkan jadi Nomi sang hacker, yang tadinya juga cowok, dan harus bermasalah dengan lingkungan sosial (terutama keluarganya sendiri yang kaya raya) mengenai hak-hak kaum LGBT.
Back to topic, hasil obrolan itu kemudian mencetuskan ide untuk bikin serial TV yang, seperti keahlian mereka, ber-genre sci-fi. Agar lebih komplet, mereka kemudian mengundang Straczynski untuk diajak berdiskusi. Lahirlah kemudian konsep dasar serial itu, yakni tentang persoalan empati. Dan konsepnya sungguh dalam dan mengagumkan, setara penelitian mahasiswa jurusan filsafat postmodernisme.
Biar lebih gamblang, aku cuplikkan saja pernyataan Straczynski soal Sense8 sebagaimana dikutip oleh Wikipedia: “Kami memulai dari satu titik ngobrolin evolusi yang menciptakan lingkaran besar empati di antara manusia di dunia. Kamu adalah anggota keluarga inti, kemudian juga menjadi anggota sukumu, kemudian dua suku bersatu dan kamu berempati dengan orang-orangmu yang sesama tinggal di sisi sungai sebelah sini, dan kalian bertentangan dengan anggota suku di seberang sungai sana... begitu seterusnya melintasi tingkatan desa, kota, negara bagian, dan negara. Jadi bagaimana jika satu tingkatan empati yang lebih literal dapat terjadi pada delapan individu di seantero planet ini... yang tiba-tiba dapat saling menyadari satu sama lain secara mental, dapat berkomunikasi secara langsung seakan mereka berada di ruangan yang sama? Bagaimana reaksi mereka? Apa yang akan mereka lakukan? Apa maknanya itu semua? Dan apa kata dunia soal orang-orang dengan kemampuan nyeleneh ini? Apakah orang lain akan dapat menerima mereka, atau justru memburu mereka?”.
Aku tercengang membaca pernyataan ini, lalu membayangkan kayak apa asyik dan mendalamnya diskusi gayeng yang dilakukan Straczynski dan kedua Wachowski itu. Cuman mau bikin sinetron aja pembahasannya luar biasa berat, intelektual, dan bergengsi (dan mereka tetap saja dalam rangka “kerja untuk cari makan”, karena pasti memprediksikan profit besar juga dari hasil deal dengan Netflix). Hmmm... apa yang mbikin GGS dan Duyung juga diskusinya kayak gini...?
Penulisan skenarionya ditangani langsung oleh mereka secara bergantian. Wachowski (terutama Lana) menulis episode 1, 2, 3, 7, dan 8; sedang Straczynski kena jatah nulis episode 4, 5, 6, dan 10. Begitu jadi, skenario langsung saling dipertukarkan untuk direvisi. Dengan cara itu, mereka terus bisa saling berdiskusi sepanjang penulisan hingga jadi.
Suri tauladan berikutnya yang harus disorot adalah mengenai proses filming alias syuting. Beda dari serial lain Hollywood yang bersetting di Eropa namun sesungguhnya syuting di studio di LA, pengambilan gambar Sense8 berlangsung di kota tempat tinggal para tokoh, dan mengkasting aktor-aktris lokal. Maka para sutradara dan kru serta cast pun terjun langsung ke San Francisco, Kota Meksiko, Chicago, Reykjavik, London, Berlin, Nairobi, Mumbai, dan Seoul.
Karena syuting di banyak tempat sekaligus, para sutradara bagi tugas menangani lokasi-lokasi berbeda. Wachowskis memimpin tim San Francisco, Chicago, London, dan Reyjavik. Syuting di Meksiko dan Mumbai dipimpin James McTeigue (sutradara V for Vendetta, Ninja Assassin). Sutradara Jerman Tom Tykwer (Cloud Atlas) mengepalai tim syuting Berlin dan Nairobi.