Mohon tunggu...
Wiwid Wadmira
Wiwid Wadmira Mohon Tunggu... Administrasi - Kadang-kadang menulis di www.kirakara.com

Seorang ibu dari 2 Bocah kembar dan kadang-kadang nulis, kadang-kadang berburu senja.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pentingnya Memiliki Dana Darurat

19 Januari 2017   08:04 Diperbarui: 19 Januari 2017   08:16 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.southpointbanking.com

Pagi tadi saya dibuat terpana oleh berita para PNS yang uang gajinya terlambat karena bupatinya ditangkap KPK akibat dugaan kasus korupsi. Para PNS yang gajinya terlambat tersebut mempertahankan hidup dengan berbagai cara, banyak diantaranya bahkan hingga berutang. Gaji mereka baru diterima sekitar pertengahan bulan Januari ini. Itu berarti kurang lebih setengah bulan gaji mereka terlambat.

Bisa dibayangkan, jika hal serupa terjadi pada kita? Karena satu dan lain hal harus terlambat atau bahkan berhenti menerima upah atau gaji. Masih sedikit beruntung kalau hanya terlambat, bagaimana jika berhenti total? Masih lumayan jika terlambat hanya dalam hitungan beberapa hari. Bagaimana jika terlambatnya dalam hitungan beberapa bulan? Karena saya pernah mengalami hal serupa.

Pada waktu itu, sekitar tahun 2013, telah melewati pertimbangan panjang, saya akhirnya memutuskan berhenti dari perusahaan. Salah satu pertimbangannya, kami masih memiliki pemasukan dari gaji suami yang mencukupi untuk pengeluaran rutin setiap bulan. Ternyata tanpa di duga, 1 bulan setelah saya mengundurkan diri, suami saya pun terpaksa harus berhenti kerja karena satu dan lain hal. Sejak saat itu otomatis berhenti pula aliran dana bulanan ke rekening kami. Mencari kerja lagi tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Belum tentu juga dalam 1, 2 atau 3 bulan langsung mendapat pekerjaan. Dan total 2 tahun pemasukan rumah tangga kami tidak menentu. Sambil bekerja serabutan, suami saya mencari pekerjaan yang sesuai. Namun kami bersyukur karena ketika masih aktif bekerja, saya rutin menabung untuk dana darurat.

Awalnya saya menabung dana darurat tersebut untuk mencukupi kebutuhan kesehatan yang sewaktu-waktu kami butuhkan. Mengingat saat itu kami belum memiliki kartu jaminan kesehatan, maka jika sewaktu-waktu harus berobat, dengan adanya dana darurat tersebut tidak akan mengganggu post dana belanja setiap bulan. Yang namanya punya anak kecil, tentu menyiapkan dana berobat ke dokter itu sepertinya sudah menjadi kewajiban. Karena itu saya menyisihkan pendapatan untuk ditabung sebagai dana darurat. 

Berkat dana darurat tersebutlah, akhirnya keluarga kami mampu bertahan hingga 2 tahun untuk mencukupi kebutuhan selama kami tidak memiliki income tetap. Ternyata dana darurat tersebut menyelamatkan keluarga kami dari perselisihan masalah ekonomi. Karena masalah ekonomi bukan hal yang sepele dalam rumah tangga.

Seperti yang kita tahu, permasalahan ekonomi sering menjadi pemicu perpecahan dalam rumah tangga, bahkan hingga terjadinya tindak kriminal. Sedih ya hanya karena terpaksa berhenti bekerja, berhenti pula bahtera rumah tangga. Jangan sampai deh… Bukankah dulu masa pacaran, sudah berkomitmen untuk selalu setia dalam suka dan duka. Jadi mari menjadi cerdas juga dalam suka dan duka.

Untuk mensiasati sifat saya yang sedikit impulsif terhadap barang diskon dan sale akhir tahun, saya menyimpan dana darurat di bank yang memiliki jumlah jaringan ATM sedikit atau sangat terbatas. Dengan jaringan terbatas, tentu saya tidak bisa sembarang menggesek ATM di setiap merchant belanja yang saya temui. Karena itulah uang saya aman sentosa selama bertahun-tahun di bank tersebut. Hanya sesekali saya ambil untuk berobat bocah kembar saya ke dokter. Memang membutuhkan perjuangan ketika mengambil uang atau tarik tunai, karena keberadaan ATM yang terbatas. Tapi tidak masalah, karena uang tersebut jadi lebih aman dari “ancaman” toko yang menggelar obral besar.

Bank seperti itu kan biasanya bank kecil, apa tidak takut banknya tutup? Kalau banknya tutup kan uangnya bisa hilang? Ternyata tidak seperti itu lho.. Sekarang semua bank sudah terdaftar sebagai anggota LPS. LPS ini kependekan dari Lembaga Penjamin Simpanan yang menjamin uang tabungan kita di bank jika terjadi likuidasi atau bank terpaksa ditutup oleh OJK. Dana yang tersimpan di LPS dijamin sepenuhnya hingga 2 Milyar. Jadi tidak khawatir dana tabungan hilang. Karena itu saya tetap percaya diri menyimpan uang di bank yang memiliki jaringan ATM terbatas tersebut.

Setelah saya memiliki Kartu Jaminan Kesehatan, saya tetap meneruskan kebiasaan menabung dana darurat. Bahkan kini saya membuat satu post lagi untuk dana pensiun. Saya ingin setelah tua dan tenaga terbatas untuk produktif seperti sekarang, masih tetap terjamin kesejahteraannya. Sebagai pekerja lepas dan pekerja swasta, memang harus pintar mengatur uang. Lebih baik menyisihkan sedikit demi sedikit, daripada nanti buntung di belakang. Lebih repot kan?!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun