Mohon tunggu...
Wiwidodo
Wiwidodo Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Setia kawan dan Loyalitas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop "Bully" SBY

3 Februari 2017   07:58 Diperbarui: 10 Februari 2017   14:03 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika ada pertanyaan "Siapa mantan presiden Indonesia yang paling banyak dibully di media sosial?" Maka 1000% jawaban netizen akan kompak menjawab "Ya pak mantan"

Bagi penggiat media sosial (netizen), nickname "pak mantan" sudah pasti tau dimaksudkan ke siapa, tapi bagi yang awam atau rada kurang update (kudet) medsos, mungkin akan timbul pertanyaan lanjutan "Ya siapa pak mantan tersebut", akhirnya netizen harus menjawab lugas, tegas, tidak berputar-putar seperti kebiasaan pak mantan. Maka jawabannya "mantan presiden Indonesia yang paling banyak dibully di media sosial adalah SBY."

Kenapa SBY banyak dibully di media sosial?

Pertanyaan di atas sudah sebulan ini berkecamuk di kepala saya, jadi pening pala awak. Saya baca-baca ulang rekam jejak SBY sebelum, sewaktu dan setelah menjadi presiden, lalu diskusi dengan pengamat politik, hukum, sosial media, komunikasi dan informatika, akhirnya saya mendapat jawaban mengapa SBY banyak dibully di media sosial.

Apapun yang dikatakan SBY selalu dianggap salah, maksud hati mendapatkan simpati atau pujian, yang didapat justru caci maki dan hinaan. Di usia senjanya yang harusnya hidup tenang, nyaman canda-canda dengan cucu tercinta, ini justru hidup tegang, jarang senyum dan canda karena punya ambisi pribadi menjadikan anak tercinta Agus Yudhoyono sebagai gubernur DKI Jakarta, sampai harus menghentikan karir militernya di pangkat Mayor, padahal SBY tahu persis jabatan Gubernur DKI Jakarta cocoknya untuk pangkat mayjen bintang 2 atau letjen bintang 3.

Mimpi SBY di siang bolong sebelum Tuhan memanggilnya adalah melihat anak kesayangan jadi Gubernur DKI Jakarta. Harapannya dengan menjadi gubernur DKI, maka presiden, menteri dan pejabat lainnya di Jakarta akan tunduk dan patuh ke Gubernur, daripada nanti KTP nya dipersulit waktu perpanjangan atau rumah tempat tinggalnya digeser ke lokasi lain dengan alasan pembangunan.

Ini alasan-alasan kenapa SBY sering dibully di media sosial yang nota bene adalah orang-orang yang melek informasi, yang memilih pemimpin berdasarkan track record dan kemampuan, bukan berdasarkan KEGANTENGAN semata. Btw, emang SBY masuk hitungan ganteng yah? Wkwkwk

Apa yang dikatakan SBY beda dengan apa yang dilakukan

dulu sewaktu menjabat presiden sering katakan perang terhadap narkoba, eh ternyata memberikan GRASI ke bandar narkoba CORBY dan OLLA. Dulu bilang katakan tidak pada korupsi, eh kader-kader terbaiknya justru berlomba-lomba memperkaya diri sendiri melalui berbagai korupsi lintas departemen, yang paling fenomenal adalah korupsi di proyek wisma atlet dan hambalang.

SBY senang nepotisme

Sewaktu SBY menjadi presiden, hampir semua sanak saudara SBY berduyun-duyun masuk ke lingkaran pemerintahan dan politik. Mulai dari anak, adik, ipar, sepupu, keponakan sampai tetangga memanfaatkan momentum ini. Aji mumpung istilahnya. Gimana rakyat tidak kesal, mending kalo kinerja sanak saudaranya bagus-bagus. Yang jelas nyata saja, sehabis tanda tangan fakta integritas di kantor demokrat, Ibas bolos rapat paripurna DPR RI tapi tanda tangannya ada. Istilahnya titip absen karena gak mau kehilangan honor sidang paripurna. Karuan saja, perbuatan curang Ibas ini langsung dikecam masyarakat dan memaksa Ibas mundur dari DPR RI periode 2009-2014 dengan alasan fokus urus keluarga. Eh anehnya, udah mundur malah maju lagi untuk periode DPR RI 2014-2019 dan terpilih pula. Aya aya wae, anak dan bapak koq sama aja kelakuan, plin plan dan penuh kebimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun