Tema : "Menciptakan Iklim Investasi yang Baik untuk Industri Hulu Migas Indonesia"
Saya tertarik dengan kalimat dalam liputan khusus kompas tentang "hulu migas bagi negeri" yang mengatakan "Saat ini, kebutuhan minyak mentah Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari, sedangkan produksi nasional hanya sekitar 800 ribu barel per hari. Meskipun produksi gas meningkat, namun jika pengembangan beberapa proyek besar tertunda, produksi gas Indonesia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama pada sektor kelistrikan." Ini link tulisan dimaksud.
Dari data dan informasi di atas, ada gap sebesar 600.000 barel per hari, yang tidak mampu dipenuhi oleh industri hulu migas di Indonesia, sehingga sejumlah tersebut dipenuhi melalui mekanisme impor migas dari negara-negara yang punya produksi migas berlebih.
Sungguh sangat disayangkan, 600.000 barel migas per hari, yang dengan asumsi harga per barel sebesar 50 US$ maka negara kita mesti menyiapkan pembayaran sebesar 3.000.000 US$ per hari. Ini merupakan pemborosan devisa yang luar biasa. Bayangkan jika kita bisa memenuhi sendiri kebutuhan migas dalam negeri sebesar 1.4 juta barel, maka cadangan devisa kita akan terus bertambah, dan bukan tidak mungkin suatu hari nanti cadangan devisa Indonesia bisa seperti Tiongkok yaitu sebesar 1000 miliar USD.
Kenapa Indonesia tak bisa memenuhi selisih kebutuhan migas sebesar 600.000 barel per hari? Yang terbanyak kebutuhannya adalah untuk listrik dan bbm. Jawabannya sudah kita ketahui bersama, yaitu karena kurang berminatnya perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi di sektor hulu migas. Hal ini terlihat dari tidak ditemukannya cadangan-cadangan migas baru dalam jumlah yang sangat besar, juga terlihat dari lelang-lelang yang dilakukan oleh pemerintah di beberapa wilayah kerja (WK) migas yang sepi peminat dan tidak memenuhi kualifikasi sehingga tidak didapatkan pemenang lelang.
Cara apa yang sebaiknya ditempuh pemerintah agar investasi di sektor hulu migas tumbuh subur, perusahaan-perusahaan raksasa di seluruh dunia berebutan investasi di Indoensia, sehingga pada akhirnya bisa memenuhi kebutuhan migas dalam negeri (saat ini 1.400.000 barel per hari) bahkan mampu mengekspor migas lagi seperti sebelum tahun 2004. Setelah tahun 2004, Indonesia menjadi negara pengimpor migas.
Menurut pendapat saya, untuk mendatangkan investasi di hulu migas, pemerintah mesti melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Berikan kontrak karya jangka panjang jangan hanya seperti saat ini yang sekitar 25 tahun, kalo bisa minimal 50 tahun di awal investasi, dan dipastikan jika perusahaan berkinerja baik, bisa dilihat minimal dengan menjadi wajib pajak patuh, maka kontrak karya diperpanjang otomatis untuk 50 tahun lagi, begitu seterusnya, sehingga kepastian melakukan investasi dan kepastian perpanjangan kontrak karya terjamin. Semakin panjang masa kontrak karya, maka makin menarik minat investor berinvestasi di sektor hulu migas karena membutuhkan biaya yang sangat besar (miliaran dollar).
2. Berikan fasilitas perpajakan yang banyak, antara lain misal : tax holiday selama 10 tahun sejak Explorasi, lalu 5 tahun sejak produksi. Perluas biaya-biaya yang boleh dikurangkan dalam cost recovery, sehingga investor sangat tertarik dan memilih investasi di Indonesia yang kondisi sosial politiknya aman dibanding investasi di negara-negara timur tengah yang rawam konflik dan gejolak.
3. Temukan cadangan-cadangan minyak melimpah di daratan, seperti di TEXAS atau di laut-laut dangkal, seperti di negara timur tengah, bukan seperti saat ini, yang banyak di temukan cadangan minyak kebanyakan di lait dalam, ini membutuhkan extra biaya yang sangat besar. Makin dekat sumber minyak dengan daratan, makin senang investor melakukan investasi.
4. Bayar konsultan-konsultan dan marketing-marketing kelas dunia yang tersohor di dunia migas, mereka ini punya akses ke big boss perusahaan-perusahaan migas raksasa dunia seperti chevron, total, BP, exxon mobil, petrochina dll. Biar saja membayar mereka mahal, yang penting mereka bisa mendatangkan investasi di hulu migas yang nilai investasinya luar biasa besar. Indonesia tak boleh pelit membayar mereka-mereka ini, karena perkataan mereka, cocote mereka sangat dipercaya big boss big boss perusahaan migas dunia, tidak seperti perkataan mario teguh yang akan Masuk kuping kiri keluar kuping kanan big boss perusahaan myigas dunia.