Keluarga kami terbiasa mengkonsumsi air minum kemasan dalam bentuk galon. Di rumah, selain yang terpasang di dispenser, ada 3 galon yang menjadi cadangan.
Suatu saat, karena tidak sempat menghubungi toko dekat rumah yang menjual galon, kami kehabisan air minum. Kebetulan pas hari minggu dan tokonya tutup.
Akhirnya terpaksa jalan ke depan kompleks untuk beli di minimarket yang ada disana.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi kalau kami segera menghubungi (biasanya lewat pesan WA) toko untuk pesan air galon seperti biasa.
Tapi ya sudahlah, sekalian cari cemilan ke mini market depan.
Nah, berkaca pada kejadian itu, tiba-tiba kepikiran atau lebih tepatnya berkhayal tentang jual-menjual air galon ini.
Pelanggan Punya Kebiasaan Yang Terukur Dan Penjual Punya Basis Data Nomor Kontak Pelanggan
Sudah lazim jika sebuah rumah tangga memiliki lebih dari 1 botol galon air minum. Umumnya ditujukan agar stok air minum tidak sampai habis terutama ketika dibutuhkan. Saya sendiri punya 4 botol galon air. Kalau anda punya berapa?
Itu artinya konsumen air minum dalam galon yang berasal dari rumah tangga sudah terbiasa membeli dan merencanakan pembelian air minum dalam galon secara berkala.
Ada yang membeli cukup 1 botol galon setiap beli, ada juga yang sekalian 2 atau 3 botol galon sekaligus. Di keluarga kami rata-rata setiap 5 hari selalu pesan 2 galon air minum.
Itu dari sisi konsumen atau pelanggan. Yang mana bisa dihitung dan diukur siklus belanjanya. Baik itu jumlah maupun interval waktu yang dibutuhkan.