Beberapa waktu yang lalu, sosial media heboh lantaran cerita sekelompok mahasiswa yang tengah menjalankan KKN di ujung timur Pulau Jawa. Selama kegiatan KKN, mahasiswa tersebut kerap mengalami hal-hal ganjil. Dan akhirnya cerita tersebut ditulis oleh seseorang diakun twitter. Cerita tersebut kita kenal dengan judul KKN Di Desa Penari.
Nah, KKN Di Desa Penari ini sempat viral karena juga dijadikan film. Banyak netijen yang menerka tentang keberadaan Desa Penari di ujung timur Pulau Jawa tersebut. Akan tetapi, tahukah teman kalau di Jawa Tengah juga ada Desa Menari?
Desa Menari di Jawa Tengah ini berbeda dengan Desa Penari. Karena Desa Menari ini adalah desa wisata yang berada di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, di lereng Gunung Telomoyo. Menyuguhkan alam yang asri dan tari-tarian yang dibawakan oleh masyarakat setempat.
Desa Menari ini awalnya bernama Desa Wisata Tanon. Yang terbentuk sejak tahun 2009. Akan tetapi, nama Tanon kalah popular dengan nama sebuah kecamatan yang berada di Sragen. Maka, pada tahun 2012, Desa Wisata Tanon berubah nama menjadi Desa Menari.
Dinamakan Desa Menari karena Menari merupakan akronim dari Menebar Harmoni Merajut Inspirasi Menuai Memori.
Tentang Desa Menari
Dahulu, sebagian besar penduduk Dudun Tanon adalah seorang petani dan peternak sapi perah. Lalu, di Dusun Tanon ada seorang pemuda bernama Trisno. Pemuda kelahiran Semarang, Â 12 Oktober 1981 adalah pemuda pertama yang berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya. Trisno ini alumni Jurusan Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setelah menamatkan pendidikan sarjananya, Trisno kembali ke dusun tempat dia dilahirkan. Pemuda ini ingin mengembangkan dusunnya dengan beralih ke pariwisata. Secara ya, Gunung Telomoyo memiliki keindahan tersendiri. Selain itu, tempatnya juga sejuk dan asri. Apalagi sekarang marak sekali desa wisata. Jadi, kenapa tidak dikembangkan menjadi desa wisata?
Dengan mengajak para pemuda di desanya, Trisno mengembangkan dusunnya menjadi desa wisata. Selain itu Trisno juga mengajak anak-anak di dusun setempat untuk berpartisipasi.Â
Di tengah gempuran gadget seperti saat ini, Trisno berhasil mengajak anak-anak dan remaja untuk berlatih menari dan menabuh gamelan. Menurut saya pribadi, ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat.