Mohon tunggu...
WITRI NURHIKMAH
WITRI NURHIKMAH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi

Seorang mahasiswa ilmu pemerintahan yang bercita cita menjadi seorang penulis, sedang giat giatnya membuat tulisan yang diimpikan dapat berguna bagi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Kewarasan di Era Modernitas

15 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 15 Juni 2024   08:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modernitas saat ini, umat manusia dihadapkan pada berbagai ujian kewarasan yang kompleks. Perkembangan teknologi, tekanan eksternal, dan perubahan lingkungan hidup telah memperumit situasi psikologis kita. Artikel ini bertujuan membahas contoh-contoh terkini dari tantangan tersebut dan memberikan rekomendasi untuk merawat kewarasan di tengah dinamika global yang ada.

Saat ini, tindakan-tindakan yang dahulu dianggap tidak etis kini menjadi hal yang lumrah. Banyak orang yang tidak lagi peduli dengan apa yang dilakukan orang lain, menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan wajar. Mereka lebih mementingkan diri sendiri dan acuh terhadap keadaan sekitar, menunjukkan sikap individualisme yang tinggi. Hal ini menyebabkan mereka tidak menyadari bahwa kita sedang dijajah, bukan secara fisik, tetapi melalui pengaruh terhadap generasi muda kita. Teknologi yang memudahkan hidup kita justru sering kali membawa kesengsaraan.

Lihatlah keadaan negara kita sekarang. Banyak orang yang tampak tidak waras, bukan dalam artian gila, tetapi dari segi moral, etika, dan pemikiran. Salah satu contohnya adalah perilaku cyberbullying. Cyberbullying adalah tindakan penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjatuhkan atau menghakimi seseorang melalui sindiran, makian, kebohongan, dan ancaman di media elektronik, dengan tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kekerasan di dunia maya ini menyebabkan rasa sakit yang nyata, kadang lebih parah daripada kekerasan fisik.

Penelitian menunjukkan bahwa korban bullying cenderung mengalami depresi, merasa resah, diperlakukan layaknya binatang, direndahkan, dan tak berdaya saat diserang. Korban cyberbullying dapat mengalami tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi. Ini hanya satu contoh dari banyak perilaku tidak waras yang terjadi saat ini. Orang-orang sering tidak memikirkan dampak perbuatan mereka, dan baru menyesal serta mencari keadilan setelah terkena imbasnya.

Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, memohon perlindungan-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Memperkuat iman adalah kunci untuk menjaga kewarasan dan kesehatan mental di era modernitas ini.

*Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun