Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

PSK Galau di Bulan Penuh Rahmat (12)

3 Agustus 2012   20:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:16 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ringkasan sebelumnya: Perjalanan Arni menuju tempat persembunyian Ramon tak lancar. Mobil yang dicarternya menyengol sepeda motor. Ramon memerintahkan Arni untuk mengantar pengendara sepeda motor itu ke rumah sakit dan menjamin seluruh biayanya. Selengkapnya…

Sambil menunggu kedatangan Arni yang masih lama, Ramon minta izin untuk ke warnet. Ustadz Mahfud mengizinkan, bahkan memerintahkan salah satu stafnya mengantar Ramon ke lokasi warnet yang paling baik.

Seperti di Jakarta dan Surabaya, di Sidoarjo juga sudah menjamur usaha warnet dan bisnis game online. Kemajuan tehnologi internet tampaknya tak bisa dihindari oleh manusia dimanapun berada.

Saat membuka alamat email dan facebooknya secara bersamaan, ternyata banyak pesan yang masuk via inboxnya. Ada yang penting, agak penting hingga email sampah. Ada juga yang ngirim gambar esek-esek, hobil lama saat Ramon belum benar-benar insyaf.

Salah satu email yang pertama ia buka adalah kiriman dari Jamila, istri Jaka. Email dari perempuan yang disia-siakan suaminya itu bahkan datang beruntun. Mungkin karena tak bisa mengontak dirinya, informasi dari Jamila seputar perkembangan usaha dan kegiatan suaminya, disampaikan via email.

Seperti pernah disinggung sebelumnya, Jaka menikahi Jamila bukan atas dasar cinta, tapi karena punya kepentingan politis. Yakni agar perkembangan bisnis yang membutuhkan backing kuat, lancar karena pengaruh kekuasaan mertuanya. Saat itu, orangtua Jamila adalah seorang perwira tinggi yang berpengaruh di Surabaya dan sekitarnya.

Sebaliknya, Jamila sebenarnya tak cinta-cinta amat pada suaminya. Ia terkesan pada Jaka karena penampilannya yang keren dan high class. Di kalangan teman-teman pergaulannya yang gemar dugem, Jaka dikenal sebagai pria tajir.

Namun kini Ramon seperti kacang yang lupa kulitnya. Ia melupakan peran mertuanyayang sudah tak berkuasa dan sakit-sakitan. Jangankan menghormati, membesuk pun tak dilakukannya saat sang mertua dirawat di rumah sakit. Itu yang membuat Jamila sakit hati.

Ia tahu bahwa suaminya tak sungguh-sungguh mencintai dirinya. Ia mungkin juga tahu bahwa suaminya sesungguhnya seorang gay. Dan pasangan intimnya tak lain adalah Ramon.

Satu pesan baru masuk inbox facebooknya. Pesan itu dari Jamila.

“Ini Jamila, jalur chatnya buka bentar saja Mon”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun