Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mendapat Istri Soleha

23 November 2011   17:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:17 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jodoh memang di tangan Tuhan. Namun untuk menemukan jodoh ada kisahnya masing-masing.  Ada yang mudah, berliku, bikin haru, bahkan lucu.

Kisah pencarian jodoh yang lucu dan bikin terharu itulah yang dilakoni tiga jurnalis muda lulusan sebuah universitas di Surabaya, yakni Dayat, Cahya, dan Johan. Mereka sama-sama bekerja di sebuah perusahaan pers di Jakarta. Kebetulan mereka juga ngekos di tempat yang sama.

Bekerja, bekerja, dan bekerja adalah tujuan utama mereka di Jakarta. Semangat muda mereka benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan perusahaan sekaligus kepentingan karier mereka masing-masing.

Dalam perjalanan waktu, kisah asmara ketiganya tak bisa terabaikan. Dayat menjadi orang pertama yang menyatakan sudah punya pasangan. Tak jauh- jauh memang, cewek yang berhasil digaet Dayat adalah kawan satu kantor. Maya namanya.

Dayat adalah jurnalis bidang ekonomi sementara Maya karyawati bagian iklan. Demi memperoleh target iklan, keduanya sering dipertemukan dalam acara serupa. Benih-benih cinta pun muncul. Lalu mereka jadian.

Begitu mudahkah? Ternyata tidak. Setelah menaklukan pasangannya, Dayat ternyata harus juga menundukkan hati kedua orangtua Maya. Calon mertua wanita tampaknya tak masalah. Yang jadi soal serius adalah sang calon mertua pria.

Rupanya ayah Maya tak setuju anaknya memperoleh suami seorang jurnalis. Katanya, jurnalis tak bisa jadi kaya. Dayat tersinggung dengan ucapan itu. Tapi ia tak berdaya. "Mungkin saja anggapannya benar," ucap Dayat di hadapan Johan, Cahya, dan kawan-kawan kos lainnya.

Suatu hari ia berkunjung ke rumah sang kekasih. Usai mengetuk pintu beberapa kali, Dayat kemudian mengintip kondisi rumah melalui kaca jendela. Saat bersamaan ayah Maya juga menyibak korden untuk mengetahui siapa tamunya.

Seolah permainan "Ciluk baaa," Dayat bertatapan muka dengan calon mertua yang membencinya. Ia sempat mundur saking kagetnya. Jantungnya segera berdegub kencang. Begitupun ayah Maya. Keterkejutan tampak dialami sang calon mertua.

Pria yang sebagian rambutnya sudah beruban itu lantas masuk ke rumah. Ia menyuruh Maya yang membukakan pintu. Ayah Maya tampaknya tak sudi melanjutkan tatap muka dengan calon menantunya.

Hari itu serasa neraka buat Dayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun