Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dahlan Iskan Harus Copot Sepatu Kets di Istana Negara

31 Oktober 2011   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang lihat Dahlan Iskan dan sepatu sneaker-nya berjalan di halaman Istana Negara. Wartawan juga boleh dong pake kets ke istana? Kalimat itu muncul dalam status facebook mantan wartawati Istana, Ika Chandra Viyatakarti, beberapa waktu lalu.

Usai menjadi Direktur PLN lalu naik tahta menjadi BUMN banyak pujian diberikan pada Dahlan Iskan. Bahkan ada yang bilang, pengangkatan pemilik grup usaha Jawa Pos itu telah menyelamatkan muka SBY terkait keraguan atas efektivitas reshuffle kabinet.

Ya Dahlan yang kaya raya saat ditunjuk menjadi Direktur PLN telah menyedot perhatian karena tetap tampil low profile. Menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) hartanya mencapai Rp 48,8 miliar. Tapi kekayaan itu tak menyilaukannya. Etos kerja keras dan kerja cerdas yang telah ia bangun sejak menjadi wartawan tetap ia tunjukkan saat menjadi Direktur PLN.

Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951 pun dianggap sukses membuat program terobosan seperti Sehari Satu Juta Sambungan untuk pemasangan pelanggan baru.

Selain itu, Dahlan sukses menggelar program tambah daya gratis untuk menekan subsidi, efisiensi pembelian trafo hampir 50 persen. Pada Mei 2011, Dahlan juga menetapkan bulan tanpa surat perintah perjalanan dinas (SPD). Setiap karyawan PLN yang melakukan perjalanan dinas tidak ada penggantian uang perjalanan.

Saking sukses storinya, sosok Dahlan Iskan pun seolah tanpa cacat. Sepatu kets yang menjadi ciri khasnya justru dianggap sebagai bagian dari kesederhanaan, sekaligus kelebihannya. Bahkan ada ulasan yang mendikotomikan sepatu kets Dahlan Iskan dengan sepatu kulit mahal lambang modernisasi yang banyak didewakan. Sepatu kets Dahlan Iskan menjadi pemenangnya.

Ulasan-ulasan berlebihan tentang Dahlan Iskan di media pun seolah menjadi permakluman bahwa ia bisa seenaknya berjalan-jalan di Istana Negara menggunakan sepatu kets. Padahal dalam peraturan resmi mengikuti acara di Istana, siapapun tak boleh menggunakan celana jeans, kaos baik berkerah apalagi tidak, termasuk sepatu kets.

Jangankan para tamu, wartawan yang biasa ngepos di Istana saja tak akan berani mencoba-coba hadir dalam acara resmi menggunakan celana jeans atau sepatu kets. Paspamres yang berjaga di pintu gerbang pasti akan langsung menolaknya entah itu sudah kenal atau tidak.

Wartawan yang tak biasa dengan berpenampilan resmi seperti itu tentu saja akan tersiksa. Saya sendiri pernah merasakan menjadi wartawan istana pada tahun pertama terpilihnya SBY sebagai Presiden di periode awal. Saat itu saya harus mengubah total penampilan yang serba santai menjadi serba resmi, dan itu sangat menyiksa.

Untungnya penugasan itu hanya beberapa bulan, karena pimpinan di kantor menarik kembali saya untuk mengelola halaman. Saya jadi kembali bebas. Dan karenannya, saya sangat bisa memahami harapan rekan Ika Chandra untuk bisa menggunakan sepatu kets di Istana seperti Dahlan Iskan.

Kebiasaan menggunakan sepatu kets bukan monopoli Dahlan Iskan. Banyak orang ingin bekerja seperti itu namun tak kuasa karena belum sesukses sang menteri BUMN. Kebiasaan menggunakan sepatu olahraga itu karenanya bukan sebuah kelebihan seseorang dan tak bisa dijadikan contoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun