Saya lebih suka dengan kasus sepatu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Orang sekelas Kalla secara mengejutkan ternyata selalu menggunakan sepatu kulit buatan dalam negeri dalam kesehariannya. Kasus sepatu Jusuf Kalla terasa lebih nasionalis, inspiratif, dan bisa menjadi teladan.
Karena itu permakluman sepatu kets Dahlan Iskan di Istana harus segera diakhiri. Selama menjadi orang pertama di Jawa Pos, PLN atau Kementrian BUMN, Dahlan bisa saja bebas menunjukkan eksentriknya, selalu menggunakan sepatu kets. Tapi di Istana Negara ia adalah hanya anggota kabinet, pembantu presiden, dan harus taat pada peraturan istana.
Dahlan harus berlapang dada dan menghormati tatakrama Istana sebagai simbol negara dengan tak menggunakan sepatu kets seenaknya di sana. Apa susahnya sih mengganti sebentar sepatu kets dengan sepatu resmi saat berada di Istana? Kan bisa dilakukan sebentar di mobil, toh bisa diganti lagi saat acara selesai? Banyak juga lo sepatu kulit yang enteng dipakai layaknya sepatu kets.
Jika permakluman itu dibiarkan, setiap kali berada di Istana akan selalu muncul rasa iri hati. Misal akan muncul pertanyaan, jika Dahlan Iskan boleh kenapa saya tidak?
Saya kira kepatuhan Dahlan Iskan mengganti sepatu kets di Istana Negara justru bisa menjadi sukses lain dalam storinya. Bahwa ia bukan pimpinan egois, pimpinan tahu diri, patuh pada paspamres dengan mentaati tata karma Istana Negara.
Senang lihat Dahlan Iskan menggunakan setelan jas dan sepatu kulit serasi, tampak berwibawa saat berjalan di halaman istana negara. Begitulah status facebook saya kelak jika Dahlan Iskan akhirnya mau mengganti sepatu ketsnya di Istana Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H