Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Menerima Transfer Uang Misterius Rp 2 Miliar

15 Juni 2011   13:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 2432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari kemudian, Mr J kembali bercerita bahwa rekeningnya kembali kemasukan uang mistrius sebesar 3 juta. Kali ini teman-temannya nggak percaya. Mr J pun tak mau kalah, ia lalu mengeluarkan kameranya dan menunjukkan jumlah uang di dalam rekeningnya dari gambar hasil jepretannya.

"Tapi percuma, uangnya tak bisa ditarik,." ucap Jono. Padahal kawan-kawannya telah mempercayai cerita dia kali ini karena ada bukti foto.

Begitulah, uang nyelonong tersebut, terutama yang jumlahnya besar diduga merupakan uang money laundry. Uang tersebut merupakan uang hasil kejahatan alias uang panas. Agar uang itu tidak sampai terdeteksi maka uang tersebut dikirim keberbagai rekening.

Rekening yang jadi sasaran biasanya rekening anak-istri, saudara si pelaku money laundry. Bisa juga rekening yang jarang diaktifkan pemiliknya. Ini karena uang tersebut hanya singgah sebentar dimana diyakini pemiliknya tak tahu.

Petani asal Parepare, Alimin yang sempat kelimpahan dana misterius sebanyak Rp13 triliun di rekening Bank Mandiri miliknya pada Februari 2010 lalu adalah buktinya.

"Kalau begitu kita gugat saja. Kan saya punya fotonya sebagai bukti," kata Jono yang tak lagi dipanggil Mr J.

Tapi kemudian ia ragu sendiri. Masa iya money laundry hanya Rp 3 juta? Sedang pengalaman Roni yang menerima uang Rp 2 miliar sudah lewat, tanpa bukti.

Meski demikian ia tetap mengirimkan kasusnya sebagai surat pembaca ke sebuah media massa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun