Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perilaku Bebal, Menelepon Sambil Menyetir

17 Juni 2011   13:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda sudah taat dan berhati-hati. Namun tak menjamin nyawa Anda selamat saat berlalu lintas di Jakarta.   Ini karena banyak pengendara lain yang tidak taat dan berhati-hati. Dan merekalah yang mengancam keselamatan Anda.

Begitulah. Usai shalat Jumat, saya berkesempatan pergi ke kantor bersama istri. Biasanya selalu sendiri-sendiri karena jam kerjanya memang berbeda. Istri berangkat pagi, saya siang hari.

Lalu lintas sepanjang perjalanan dari rumah menuju kantor relatif lancar.  Mungkin karena matahari siang itu panas terik, atau bisa juga karena masuk tanggal tua, tak banyak kendaraan berlalu lalang.

Namun meski sepi ada saja kejadian-kejadian mengejutkan. Seperti orang menyeberang sembarangan, atau paling sering pengendara motor tiba-tiba memotong jalan atau melintas dari arah berlawanan. Dan itu sangat mengesalkan sehingga tak jarang muncul kata makian.

Di sekitar Lebak Bulus, tepatnya perempatan arah Kebayoran Lama, lampu pengatur lalu lintas alias traffic light tiba-tiba mati. Lalu lintas yang semula lancar pun langsung tersendat.

Bahkan ketika kami melintas, kondisi perempatan jalan itu langsung terkunci. Salah satunya karena mobil Toyota Avanza hitam di depan saya tiba-tiba nyelonong namun ragu-ragu. Begitu diperhatikan, pantas saja, pengemudinya sedang menelepon sambil menyetir.

Pengemudi tersebut seolah tak peduli dengan bunyi klakson yang diarahkan kepadanya dan tetap menelepon di balik kaca mobil. Sopir "kepala batu" itu baru berhenti kegiatan meneleponnya setelah beberapa pengatur lalu lintas swasta atau biasa disebut Pak Ogah bermunculan dan mengetuk kaca mobil agar kendaraan menyerong sedikit. Nah, terbukti, setelah itu lalu lintas yang terkunci pun menjadi terbuka.

Saya hanya menggeleng kepala. Saya berharap si bapak pengendara tadi tak lagi menelepon saat menyetir karena akan membahayakan pengendara lain.

Namun seperempat jam kemudian, saya kembali dikagetkan oleh pengendara sepeda motor yang berboncengan dan tiba-tiba melintas saat saya hendak mendahuluinya. Untuk saya tak melaju kencang sehingga masih bisa mengendalikan.  Pengendara motor tersebut adalah pengendara wanita yang sama-sama berkerudung dan mengenakan helm.

Setelah saya perhatikan saat menyalipnya, ya ampun pengendara motor yang di depan ternyata sedang menelepon. Pantes saja lajunya pelan dan tak memperhatikan kendaraan lain, terutama di belakangnya.

Saya yang masih takjub terus memperhatikan pengendara itu melalui kaca spion. Dan Masya Alloh, braakkkk......dua wanita yang mengendarai Yamaha Mio itu ditabrak sepeda motor dari belakangnya.Mungkin pengendara motor yang menabrak juga kaget seperti saya, dan ia tak bisa mengendalikan diri.

Dari kejauhan, melalui kaca spion, tampak lalu lintas langsung macet.

Para pengendara seperti itu jelas-jelas bersalah dan  melanggar Pasal 283 Undang Undang No.22 tahun 2009. Pasal itu berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi akan dipidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda Rp 750.000.

Tapi apakah masyarakat kita tahu soal peraturan itu, saya yakin banyak yang tak tahu dan tak peduli. Buktinya, hampir setiap hari kita lihat orang-orang menelepon, kirim SMS, atau update status sambil menyetir. Anehnya perilaku negatif itu malah dikesankan  sebagai gaya hidup modern, canggih, atau apa saja julukan yang salah kaprah.

Menurut saya perilaku seperti itu merupakan perilaku bebal, perilaku sangat bodoh, perilaku yang tak pernah belajar dari lingkungan, dan karenannya tak patut ditiru.

Perilaku bebal itu mengingatkan saya pada acara  talkshow Oprah Winfrey di televisi tentang seorang anak usia 13 tahun yang tewas tertabrak sebuah mobil saat sedang bersepeda. Pengendara mobil tersebut ternyata sedang menelepon. Ia tidak menyadari telah menabrak mati seorang anak. Ia mengira hanya menabrak sebuah tiang pos surat. Tragis!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun