Mohon tunggu...
Saya Membaca
Saya Membaca Mohon Tunggu... -

"Papua Butuh Sumber Daya Manusia" untuk membangun dirinya - sendiri\r\nTetapi Praktek pembangunan Indonesia Memunculkan gejala - gejala Pemusnahan Etnis Melanesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Kuliah dan Belajar Bagi Mahasiswa Papua

10 Juli 2013   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kuliah sangat penting bagi mahasiswa papua yang sedang belajar di perguruan tinggi sesuai bidang ilmu yang ia pilih sebagai bagian dari panggilan Tuhan, yang nantinya akan menjadi sarjana, dan akan diutus oleh dosennya bersama ijazah yang ia akan miliki, serta akan menjadi pelayan bagi generasi kedepan papua sesuai profesi yang dimilikinya. Maka, yang dimaksud dengan kuliah dan sekolah adalah sangat penting bagi mahasiswa papua sebagai aktor utama agent of changes demi generasi depan di mana kita akan ditempati untuk kerja.

Kadangkala, sekelompok mahasiswa papua lain bilang semuanya kita harus belajar dan belajar itu bukan hanya di kampus bersama mata kuliahnya saja atau teorinya saja atau dengan kejar nilainya saja, tetapi, bila kita hanya fokus diluar mata kuliah di kampus, maka pemikiran kita sangat tidak tepat dan tipis, dan saya yakin dengan model pikir kita seperti ini, impian kita akan tertunda.

Kemudian, ada sekelompok mahasiswa papua yang sering bilang seperti ini;  belajar ekstra mata kuliah di kampus dan belajar mata kuliah di kampus kedua-duanya kita harus lakukan. Tetapi kelompok itu bilang juga kita jangan fokus ke belajar mata kuliah di kampus saja dengan alasannya seperti ini; kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa,75 % itu diterima dari luar kampus, sedangkan hanya 25 % yang  diterima di kampus. Tetapi, jikalau model pikir dari sekelompok mahasiswa yang dimaksud adalah 75 % itu diartikan fokus kegiatan diluar yang tidak terencana dan tidak dapat mendukung skill yang dimilikinya, dan 25 % itu diartikan matakuliah atau teori yang diterima di kampus kemudian belajar untuk mengembangkan diri dari tempat tinggal, perpustakaan dan tempat yang layak ia belajar, model analisis seperti ini salah tafsiran, maka  pasti akan tertunda juga impian atau cita-citanya.

Tetapi benak saya yang dimaksud dengan belajar di kampus hanya 25 %  itu bukan belajar matakuliahnya, tetapi menerima materi atau teorinya serta memenuhi prensensinya, kemudian belajar yang dimaksud dengan 75 % itu jangan salah artikan, itu dimaksud belajar teori yang diterima di kampus, lalu dapat dikembangkannya melalui cara belajar kita masing-masing dari rumah tinggal kita, perpustakaan, ikut kursus sesuai bidang yang ditekuni, dan memilih wadah untuk mengembangkan skill yang dimilikinya.

Maka, saya menulis opini ini, berasas apa yang saya membaca pada saat diskusi yang sering diskusikan oleh kalangan mahasiswa papua, saya mempublikasi ini karena untuk membangun papua sangat tidak mudah dan saya berpikir salah satu pintu dari ribuan pintu yang lain untuk membangun suatu bangsa adalah kekuatan intelektual (Intellectual Power) yang pada awalnya dibangun dari mahasiswa, maka harus ada kepentingan kuliah dan belajar, agar terwujudnya impian dan harapan bangsa papua. Oleh : D/A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun