Mohon tunggu...
Wita Sapitri
Wita Sapitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNTAN

Belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Sebuah Keluarga yang Sederhana dan Mendapatkan Bantuan PKH

3 April 2024   14:19 Diperbarui: 16 Mei 2024   22:06 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      

         Di Desa Sungai Beliung Pontianak Barat ada seorang ibu bernama Gustia yang berusia 40 tahun dengan pendidikan terakhir SLTA/Sederajat. Ibu Gustia adalah seorang ibu rumah tangga dan setiap hari senin sampai hari jumat pukul 6.30 WIB dan pukul 2.30 WIB, dia harus mengantar dan menjemput anaknya yang sedang sekolah menggunakan motor. Suami dari ibu Gustia bernama Martono berusia 41 tahun dengan pendidikan terakhir SLTA/Sederajat. Suami ibu Gustia bekerja sebagai montir di sebuah bengkel motor milik orang lain yang lokasinya dekat dengan rumah mereka dengan penghasilan sebesar Rp.1.000.000,00-Rp.2.100.000,00 per bulan dengan tanggungan sebanyak 4 orang. Pengeluaran keluarga ini dalam sebulan sebesar Rp.1.900.000,00 yang dikeluarkan untuk membeli makanan, pembayaran listrik, wifi, leading dan biaya-biaya lainnya. Mereka memiliki 2 orang anak berusia 14 tahun (perempuan)  kelas 1 SMP dan berusia 6 tahun (perempuan) kelas 1 SD. Ibu Gustia dan suami tidak memiliki rumah sehingga mereka masih tinggal bersama ayahnya bernama Bakri yang berusia 60 tahun, isteri bapak Bakri sudah lama meninggal dunia karena sakit. Dalam satu rumah mereka berjumlah 10 orang yaitu ibu Gustia dan suami serta ke-2 anak mereka, ibu Maryanis dan suaminya serta ke-3 orang anak mereka dan ayahnya. Adapun luas rumah mereka dengan panjang 18 m dengan lebar 14 m, dinding rumah mereka dari bahan triplek, atap seng, lantai keramik dan pintu rumah mereka menggunakan kayu dan teras depan rumah mereka cukup besar dengan panjang 4 m dan lebar 3 m yang digunakan untuk menjemur pakaian dan tempat parkir motor. Adapun jumlah ruangan yang ada di rumah keluarga ini sebanyak 6 ruangan yang terdiri dari 3 kamar masing-masing dengan panjang 2 m dan lebar 2 m, 1 ruang tamu dengan panjang 3 m dan lebar 2 m, 1 gudang dengan panjang 2 m dan lebar 1 m, serta 1 ruang dapur dengan panjang 3 m dan lebar 2 m. Karena ayahnya sudah tua dan tidak bisa bekerja maka ibu Gustia dan saudaranya bernama ibu Maryanis sama-sama membiayai pengeluaran untuk pembayar listrik sebesar Rp.150.000,00 per bulan, wifi sebesar Rp.243.000,00 perbulan dan air leding sebesar Rp.200.000,00 per bulan yang pembayarannya dibagi dua perkeluarga. Sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan sampingan maka ibu Gustia dan ibu Maryanis membagikan uang yang diberikan oleh suami mereka masing-masing untuk belanja keperluan keluarga seperti pembayaran listrik, wifi, leding dan makanan. Keluarga ini mandi, mencuci piring serta mencuci pakaian di wc sendiri, namun jika tidak ada air leding maka mereka menggunakan air hujan bahkan dengan air parit.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

       Keluarga ini makan sebanyak 3 kali sehari dan memasak nasi menggunakan rice cooker, memasak sayur dan air minum menggunakan kompor, selain itu mereka memiliki 2 kulkas namun kulkas yang 1 rusak sehingga dipakai untuk tempat perabotan dengan ukuran yang kecil seperti mangkok dan sendok, sedangkan kulkas yang satunya digunakan sebagai tempat sayur dan daging. Mereka menggunakan listrik sebesar 900 watt yang digunakan untuk memasak nasi, mengisi 2 daya hp, 1 kipas angin dan penerang dengan biaya sebesar Rp.150.000,00 per bulan. Keluarga ini memiliki 2 motor yaitu motor Mio Soul tahun 2012 yang digunakan oleh ibu Gustia untuk mengantar anaknya sekolah dan motor Beat 2014.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

       Pada bulan Juli 2023 ibu Gustia mendapatkan bantuan PKH dari pemerintah untuk anak sekolah berupa uang tunai sebesar Rp.750.000,00 per 2 bulan sekali dan bantuan dari desa berupa beras 10 kg per 2 bulan sekali. Anak pertama dari ibu Gustia yang berusia 14 tahun kelas 1 SMP mendapatkan bantuan PKH sebesar Rp.250.000,00 untuk anak sekolah dan anaknya yang ke-2 yang berusia 6 tahun mendapatkan bantuan PKH untuk anak sekolah sebesar Rp.500.000,00. Bantuan dari pemerintah berupa PKH untuk anak sekolah dan bantuan dari desa berupa beras dapat meringankan biaya pengeluaran  dari keluarga ibu Gustia.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun