Beberapa waktu yang lalu kita disuguhi berita mengenai orang-orang yang memiliki nama yang tidak biasa, seperti “Tuhan” (dilafalkan Tohan), “Saiton”, “Nabi”, hingga “N”, “Y”, dan “.” (Titik), serta masih banyak lagi nama unik lainnya.
Terlepas dari latar belakang atau alasan pemberian nama tersebut, nama itu sendiri tentunya dimaksudkan (memiliki arti) agar si anak, yang mendapatkan nama itu, kelak menjadi orang yang baik dan berhasil dalam hidupnya.
Berkaitan dengan pemberian nama-nama tersebut, baru saja kita mendapatkan berita tentang seorang Ibu yang bekerja sebagai buruh cuci tetapi mampu menyekolahkan kedua anaknya – bahkan salah seorang di antaranya (si sulung) sebentar lagi akan menyelesaikan program doctoral (S3) di Universitas Hokkaido, Jepang. Sementara si bungsu, seorang wanita, telah menyelesaikan pendidikan di akademi keperawatan dan saat ini bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Yang menarik adalah apa yang menjadi pengharapan ibu tersebut, “Bagi saya, anak adalah segala-galanya. Jangan sampai mereka seperti saya. Karena itu, mereka harus sekolah tinggi bagaimana pun caranya.”
Selain jerih payah si ibu yang bekerja keras dengan segala keterbatasannya – yang paling utama tentu saja masalah pendanaan, kedua anak itu juga mampu menyelesaikan pendidikan mereka dengan baik (bayangkan jika mereka berdua harus mengikuti segala macam kursus seperti umumnya anak-anak sekolah saat ini). Si sulung bahkan selalu memperoleh beasiswa – demikian yang dikatakan Ibu tersebut.
Penasaran dengan kedua nama anak si ibu? Mereka masing-masing bernama: Satya Candra Wibawa Sakti dan Oktaviana Ratna Cahyani. Nama yang bagus – tentunya sesuai dengan doa dan pengharapan orangtua mereka.
Tentu saja keberhasilan kedua anak tersebut tidak semata-mata karena mereka mempunyai nama yang bagus, tetapi nama yang bagus (dan bermakna baik) adalah cerminan doa dan pengharapan dari orangtua kepada anaknya.
Bukankah doa dan pengharapan orangtua selalu menyertai keberhasilan anak-anak mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H