Selama pandemi ini kesibukan saya hanya mengajar online, bahkan di awal pandemi, saya mengambil cuti karena sakit, sempat parno karena gejala benar-benar mirip covid-19. Waktu itu diagnosanya tipes.Â
Tapi namanya musim pandemi, stres melanda, mungkin sebagian besar yang sakit di tengah pandemi ini juga akan mengalaminya, belum juga diperiksa, sudah takut duluan.
Ditambah beberapa bulan setelah sembuh, di kantor suami ada yang kena covid juga, lalu suami ikut-ikutan sakit, tambah panik jadinya. Mengurus suami sakit, ditambah kesibukan ngajar, juga menemani dua anak yang juga belajar online sungguh menguras tenaga dan pikiran, apalagi di Bali urusan kegiatan adat juga masih berjalan walaupun sangat terbatas dan harus mengikuti protokol kesehatan.
Selama sebulan, di bulan September penuh dengan rasa cemas, setiap kontrol ke RS menemani suami berharap hasil lab baik-baik saja. Awalnya suami didiagnosa tipes, beberapa hari malah jadi batuk, benar-benar menegangkan, saya sudah berpikir suami akan didiagnosa covid dan isolasi di RS.
Setelah diperiksa suami ternyata terkena bronkitis, walaupun begitu tetap saja masih cemas, apapun bentuk sakitnya, yang namanya penyakit pasti membuat cemas. Akhirnya beberapa kali kontrol, dan juga sempat mencari-cari obat alternatif di sawah dekat rumah, ketemu buah ciplukan, yang menurut beberapa literatur yang saya baca baik untuk kesehatan.
Akhirnya setelah suami sehat, saya merasa betul-betul butuh refreshing. Beberapa bulan ini memang terasa cukup berat, ingin rasanya melepaskan beban berat itu.
Setelah dicari-cari informasi, ternyata Kebun Raya Eka Karya Bali, Bedugul, sudah mulai beroperasi lagi. Kami kemudian sepakat mencari waktu luang untuk bisa refreshing ke tempat tersebut.
Setelah beberapa 'purnama' tidak berkunjung ke Kebun Raya, akhirnya saya dan keluarga bisa berkunjung lagi kesana.
Ramai ?? Iya, disana cukup ramai, apalagi saat itu saya kesana di hari Minggu. Tapi pengunjung sangat mematuhi protokol kesehatan, tidak ada kerumunan. Setiap keluarga mencari tempat sendiri-sendiri untuk bersantai. Selain itu tempat tempat seperti taman anggrek, dan juga kaktus yang berada dalam sebuah bangunan ditutup untuk pengunjung. Jadi kita hanya bisa melihat dari luar. Kebanyakan pengunjung langsung berkeliling dengan kendaraan pribadi.Â
Saya pun memilih berkeliling terlebih dahulu, sebelum menentukan tempat untuk bersantai. Tujuan pertama adalah hutan di dekat pura di dalam kebun Raya. Disana tempatnya lumayan sepi, udaranya sejuk spot untuk mengambil foto juga sangat banyak.Â
Udara yang benar-benar segar membuat stres selama pandemi menjadi berkurang. Selama kita bisa mematuhi protokol kesehatan saya rasa berwisata itu memang benar-benar bermanfaat. Selama ini kami hanya beraktifitas di sekitar rumah, di tempat kerja selalu seperti itu. Sosialisasi juga kurang, semua memang serba terbatas karena pandemi, mungkin itulah yang menyebabkan stres dan imun menjadi turun sehingga penyakit mudah menyerang.