Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Hari Guru Nasional dan HUT PGRI di Tengah Pandemi: Penuh Suka Duka Mengajar Daring

22 November 2020   18:42 Diperbarui: 24 November 2020   18:28 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 telah mempengaruhi berbagai bidang di dunia ini, salah satunya adalah pada sektor pendidikan. Sejak pertengahan Maret dilaksanakan Pembelajarn Jarak Jauh untuk mencegah penyebaran virus corona di satuan pendidikan. Sampai saat ini menjelang Hari Guru Nasional dan HUT PGRI 25 November 2020 PJJ masih tetap berlangsung.

Bagi daerah zona merah, PJJ sistem daring merupakan pilihan yang harus dijalankan.  Berbagai aplikasi digunakan untuk menunjang pembelajaran. Salah satunya yang paling familiar adalah Google Classroom, disamping itu berdiskusi dan berkomunikasi dengan anak didik, guru-guru juga menggunakan WhatsApp. Tentu saja aplikasi itu akan bisa diakses bila alat pendukung tersedia seperti gawai dan laptop.

Siswa  baru yang wajahnya hanya dikenal secara virtual tetap semangat belajar, mereka mengikuti diskusi dengan baik, walaupun beberapa anak masih 'bandel' bolos saat pelajaran daring, kalau hari biasa mereka kabur dari sekolah, kali ini mereka hanya kabur dengan cara kamera off. 

Saat dipanggil namanya untuk ikut berdiskusi dan menjawab dia menghilang, nampaknya laptop dihidupkan lalu ditinggalkan. Wah...ternyata ini cara bolos kelas daring. Anak-anak seperti ini memang tidak dibiarkan begitu saja, tiap Sabtu diadakan pembinaan oleh guru Wali dan Guru BK, orang tua juga harus tahu keadaan anak-anaknya. 

Nah, itu adalah sekelumit kisah anak-anak yang memiliki gawai,laptop, kuota. Daerah tempat saya mengajar jangkauan sinyal internetnya sangat bagus, kemdikbud juga telah memberi bantuan kuota belajar, sayangnya tidak semua siswa memiliki gawai. Apalah gunanya sinyal internet dan bantuan kuota tanpa gawai?

Sungguh sangat disayangkan ketika anak lainnya tiap hari bisa mengikuti pelajaran daring, mereka tidak bisa mengikutinya. Memaksa pun tidak bisa. Ada orang tua yang menangis ke sekolah, mengadu jika tidak bisa membeli gawai untuk anaknya, ada yang sengaja di kunjungi kerumahnya dengan memperhatikan protokol kesehatan karena tidak ada kabar beritanya sejak awal pelajaran daring. Di antara mereka ada yang ikut bekerja dengan orang tuanya. Ada yang memang tidak tahu bagaimana harus mengikuti pelajaran karena memang tidak punya gawai.

Namun guru tidak boleh kehilangan akal untuk mencari solusi. Mereka memang tidak bisa dipaksa belajar daring, anak-anak tetap mendapat kesempatan belajar dengan diberikan tugas proyek yang sesuai dengan topik pelajaran.

Mereka bebas membuat proyeknya secara mandiri, memilih alat, bahan yang dipakai, kemudian menyelesaikan proyek tersebut dalam rentang waktu yang disepakati, kemudian mengumpulkan hasilnya kepada guru secara luring. Jadi disini bukan ketercapaian kurikulum yang dikejar, tetapi fokus pada kecakapan hidup mereka. 

Nah, itu sekelumit kisah pembelajaran daring di tengah pandemi, menyambut hari Guru dan HUT PGRI tahun 2020, apapun kondisinya di hari normal ataupun di tengah pandemi guru-guru harus tetap semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun