Siapa yang tak kenal dengan Tanah Lot. Pantai yang terkenal karena keunikannya ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Bali. Mungkin bagi orang di luar Bali yang berwisata ke Bali, belum lengkap rasanya bila belum mengambil gambar di tempat ini.
Di Pantai Tanah Lot terdapat pura yang yang disebut Pura Luhur Tanah Lot. Pura ini berdiri di atas sebuah karang di tepi laut selatan. Didirikan oleh Dang Hyang Nirartha tokoh Hindu dari Jawa pada abad ke-16.
Dang Hyang Nirartha adalah seorang brahmana yang datang ke Bali untuk menyebarkan agama Hindu. Konon kedatangannya di Desa Beraban, Kediri, Â Tabanan sempat ditentang oleh Bendesa yang menjadi tokoh masyarakat waktu itu. Bendesa Beraban mengusir Dang Hyang Nirartha yang bersemedi di atas batu karang pantai Tanah Lot, kemudian batu karang tersebut dipindahkan Dang Hyang Nirartha ke tengah Laut, sehingga sang Bendesa kemudian megakui kesaktian Dang Hyang Nirartha.
Akhirnya Dang Hyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot dan meminta penduduk membangun sebuah pura di tempat meditasinya serta memberikan sebuah keris untuk Bendesa Beraban yang sampai saat ini masih dijaga oleh keluarga Puri Kediri, Tabanan. Setiap enam bulan sekali akan diupacarai.
''Piodalan' di Pura tanah lot dilaksanakan setiap enam bulan sekali, dengan menggunakan perhitungan wuku dan wewaran, yakni di hari Rabu, Wage, wuku Langkir, tepat pada tanggal 7 Agustus 2019.
Piodalan berasal dari kata wedal yang berarti keluar atau lahir. Pada saat Piodalan (odalan) tersebutlah diperingati dan ditetapkan sebagai hari lahir sebuah Pura atau bangunan suci. Saat Piodalan umat Hindu melakukan rangkaian upacara yadnya untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa.