Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kami di Bali, Menerima "Jotan" Gulai Kambing di Hari Idul Adha

10 Agustus 2019   22:38 Diperbarui: 10 Agustus 2019   22:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngejot adalah tradisi menghantarkan makanan kepada sanak saudara atau tetangga di Bali. Hantaran yang dibawa disebut 'jotan'. Ngejot juga dilaksanakan saat hari raya Idul Adha.

Dulu sewaktu muda, saya tinggal jauh dari orang tua, ngekost di ibu kota provinsi Bali di Denpasar. Saya kuliah disana, dan selepas kuliah saya langsung bekerja disana. Sebenarnya saat itu saya sudah diterima menjadi guru swasta dan bimbel di daerah asal saya di Kabupaten Tabanan, namun teman mengajak saya bekerja sebagai Staff Laboratorium di perusahaan ekspor ikan Tuna di Pelabuhan Benoa, dimana gajinya lebih menggiurkan.

Di tempat saya bekerja, terutama di bagian produksi, rata -rata berasal dari pulau Jawa, mereka biasa kost di daerah Pesanggaran Denpasar. Sebagian dari mereka adalah lulusan SMK perikanan, yang tadinya Praktek Kerja Lapangan (PKL) kemudian langsung tertarik bekerja di Bali. Akhirnya menemukan pasangan hidup dan menetap di Bali.

Di Bali sendiri, belum ada satupun SMK Perikanan, jadi wajar bila banyak pekerja yang berasal dari Jawa, mereka juga biasanya membawa teman atau sanak saudara lainnya untuk juga bekerja di sektor ini.

Di Hari Idul Adha teman-teman saya ini biasanya sholat di Masjid Sabilul Hidayah, Markas TNI AL – Pesanggaran. Masjid ini dari arah pusat kota Denpasar ke arah selatan terletak di jalan utama, yang menuju Pelabuhan Benoa.

Di Hari Idul Adha, selain sholat bersama di Masjid tersebut, mereka juga biasanya mengolah daging kurban menjadi Gulai. Mengapa mereka membuat gulai, mungkin karena pengerjaannya relatif lebih cepat dan bisa dinikmati banyak orang.

Teman-teman muslim biasanya Ngejot (memberi hantaran). 'Jotan' (hantaran) tidak hanya untuk saya, tapi juga teman lainnya di kost yang beragama Hindu seperti saya. Bahkan tidak di hari raya Idul Adha saja mereka memberi sesuatu kepada kami. 

Mungkin namanya anak kost, saya jauh dari orang tua, mereka pun sama jauh dari kampung halaman, sesama perantau, merasa senasib sepenanggungan, jadi kami sering berbagi. Apalagi di hari raya, saya berpikir mereka berbagi bukan tentang 'makanan', tapi berbagi kebahagiaan merasakan indahnya berhari raya Idul Adha.

Bahkan hal tersebut tidak terjadi pada saya saja, di Bali, di kampung-kampung muslim, tradisi ngejot daging kurban juga masih dilakukan sampai sekarang. Sebagai contoh di Banjar Tunggal Sari Tabanan. Seperti dilansir dari m.kumparan.com tradisi ngejot antar umat beragama di Banjar Tunggal Sari sudah terjadi sejak 1950 dan tradisi ini sampai sekarang tetap dilakukan setiap Idul Adha dengan tujuan mempererat rasa toleransi beragama. Sementara Umat Hindu menyambut baik cara warga muslim menjaga toleransi antar umat beragama. 

Begitulah sekilas kehidupan antar agama di Bali, baik di hari biasa, hari raya keagamaan dan hajatan-hajatan lainnya. Semoga Kerukunan umat beragama di Bali tetap terjaga. Dimana agama bukan menjadi penghalang dalam menjalin tali persaudaraan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun