Suatu pagi beredar foto tangkapan layar dari sebuah koran yang dikirim seorang teman mengenai usia pensiun guru yang akan diperpanjang. Kehebohan pun terjadi, guru-guru senior yang sudah mengurus dokumen perlengkapan pensiun mulai resah.Â
Bagaimana tidak, tinggal menghitung hari SK pensiun mereka terbit, sudah ada di benak mereka untuk menikmati masa pensiun dengan banyak waktu luang untuk bersantai, menikmati hari tua, atau sekedar berkebun dan ngemong cucu.
Salah satu berita yang beredar di media sosial adalah seperti yang dituliskan pikiran-rakyat.com yang menuliskan "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusulkan agar masa usia pensiun guru diperpanjang".
Usulan tersebut disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Kepegawaian Negara.Â
Muhadjir menyatakan, usulannya akan ditindaklanjuti dengan penerbitan surat edaran bersama yang ditandatangani Mendikbud, MenPANRB, Mendagri dan Kepala BKN. Menurut dia, "Penambahan usia pensiun bagi guru untuk mencegah daerah melakukan rekrutmen guru honorer".
Berita tersebut kemudian ditanggapi oleh guru- guru seperti rekan saya di sekolah yang menyatakan usia pensiun akan bertambah menjadi 65 tahun.
Entah karena salah paham atau kurang penjelasan, kaum guru menjadi resah. Bagi mereka yang sudah berusia 60 tahun, mereka mengaku kondisi badan sudah tidak seperti di usia 30 atau 40 tahun.Â
Mereka sering menbandingkan dirinya dengan saya yang berusia 30 menjelang 40. Mereka sering bilang, "Dulu waktu saya umur segini, juga sama bisa bergerak cepat, bisa bekerja cepat, andai saja sudah ada komputer waktu itu saya yakin saya juga mahir, kalau sekarang ngajar 24 jam, rasanya capek dan ngilu kalau berdiri".Â
Keluh kesah yang beralasan juga sebab kenyataan di lapangan, mereka sudah tidak membawa minyak wangi lagi untuk menyegarkan badannya, mereka sengaja menyelipkan minyak gosok, minyak angin, atau minyak rempah-rempah di tas atau saku. Bukankah itu bukti mereka tidak bisa lagi memikirkan wangi tubuhnya, mereka memikirkan bagaimana agar tetap sehat dan panjang umur.
Bukan Guru PNS saja yang resah guru K2 pun ikut bersuara seperti yang dilansir siedoo.com yang menyatakan Pengurus Aliansi K2 Indonesia (AK2I) Nusa Tenggara Barat, Biaq Yati ini mengatakan, guru-guru yang masih sehat saja kalau sudah usia di atas 55 tahun malas mengajarnya. Malah yang disuruh mengajar guru honorer K2.
Namun keresahan guru sudah terjawab. Melalui akun resmi FB Kemendikbud serta kemendikbud go.id dijelaskan: