Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jika 8 Juta Kurang, Tengok Gaji ASN di Awal Karir

25 Juli 2019   21:22 Diperbarui: 26 Juli 2019   09:13 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : makassar.tribunnews.com

Delapan juta? Wow..angka yang sungguh besar bila dibandingkan gaji pokok para abdi negara di awal karir. Disaat yang lain menolaknya para ASN pasti merasa itu jumlah yang fantastis. Bahkan sangat fantastis.

Terkait masalah gaji dengan jumlah fantastis, dan masih dirasa kurang, saya rasa hal yang sangat wajar bagi siapapun untuk menentukan besaran gaji yang ingin dia terima. Termasuk bagi mereka yang belum memiliki pengalaman kerja dan merupakan fresh graduate. Hal yang pertama menjadi dasar pemikiran seseorang untuk meminta gaji lebih besar dari 8 juta tersebut mungkin karena dia merasa memiliki suatu kelebihan yang mungkin belum tentu didapat dari calon karyawan lainnya.

Apalagi dengan membawa nama besar tempat ia menuntut ilmu. Banyak universitas terkenal yang mulai dari seleksi masuknya saja sulit ditembus, dengan grade A, tentu akan memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan lulusan universitas lain.

Kalau misalnya ia diburu perusahaan tentu saja dia berani 'pasang' harga. Namun hal tersebut akan berbeda jika mereka ini memilih pekerjaan menjadi ASN. Calon ASN  atau yang lebih dikenal CPNS tidak pernah memasang harga.

Siapapun orangnya, bahkan jika ia lulusan universitas terkenal bergrade A, gaji pokoknya akan sama. Berbekal ijasah S1, ketika lolos tes akan diangkat menjadi CPNS dengan golongan 3a, dengan besaran gaji pokok yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil atau PNS. Sebut saja contohnya Siti Riza Azmiayati. 

Dikutip dari m.bisnis.com  Siti Riza Azmiayati ditetapkan sebagai peserta dengan nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) tertinggi di Indonesia dalam seleksi aparatur sipil negara (ASN) atau yang lebih populer disebut tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018. Di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dia diumumkan memperoleh nilai 444. Paling tinggi di antara 164.783 peserta yang lolos ASN dari jalur umum. Ia adalah lulusan terbaik Universitas Negeri Semarang 2014.

Ketika seseorang memilih mengabdikan diri kepada negara, dia akan mendapat gaji sama dengan rekan lainnya yang lolos tes CPNS. Walaupun dia lulusan terbaik dan menjadi juara umum saat tes CPNS. Menjadi abdi negara tunduk dengan segala aturan berlaku, menyadari kewajiban yang harus dijalankan. Dan hak yang ia terima adalah gaji yang sudah ditentukan oleh pemerintah tersebut. Tidak akan ada lagi istilah 'pasang harga' delapan juta kurang. 

Menjadi abdi negara juga adalah pilihan hidup, harus bisa mengatur diri dengan gaji yang diberikan pemerintah. Gaya hidup tentu juga harus mengikuti jumlah gaji yang diterima tersebut. Terlebih jika ditempatkan di daerah kota dengan harga barang yang juga pasti lebih mahal.

Bagi yang ditugaskan di daerah terpencil, walaupun gaji sudah masuk kantong, mungkin ia sulit mendapatkan barang-barang yang ingin dibeli karena harus ke kota dengan jarak kiloan meter. Selain itu mungkin sebagian berasal dari kota yang rela mengabdi meninggalkan keluarganya di kota, demi menjalankan tugasnya sebagai abdi negara. Mereka terpanggil mengabdikan ilmunya, demi tugas-tugas kemanusiaan misalnya sebagai perawat, bidan atau dokter dan juga sebagai guru yang mendidik anak bangsa ini.

Itulah pilihan hidup setiap orang, jika ada yang memilih mengabdi kepada negara, dengan menerima gaji dengan besaran yang ditentukan pemerintah dan tetap merasa bersyukur, tentu ada juga yang ingin berkarir di bidang lain dengan mendapatkan gaji sesuai dengan standar yang ia tetapkan. 

Kita harus hargai, namun alangkah bijaknya jika masalah gaji, besaran gaji yang ingin diterima menjadi urusan pribadi, tidak perlu disampaikan di media sosial.  Berhati-hati agar tidak sampai orang berpandangan negatif menganggap kita angkuh. Karena seorang atasan dalam mencari karyawan tidak hanya mementingkan kecerdasan calon karyawannya secara akademik, namun juga melihat kepribadian mereka.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun