Keluarga Cemara
Harta yang berharga
Adalah keluarga
Istana yang paling indah
Adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna
Adalah keluarga
Mutiara tiada tara
Adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna
Adalah keluarga
Mutiara tiada tara
Adalah keluarga
Selamat pagi, Emak
Selamat pagi, Abah
Mentari hari ini
Berseri indah
Terima kasih, Emak
Terima kasih, Abah
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra-putri
Yang siap berbakti
Puisi yang paling bermakna
Adalah keluarga
Mutiara tiada tara
Adalah keluarga
sayang
(Selamat pagi, Abah) sayang
Mentari hari ini
Berseri indah
Terima kasih, Emak
Terima kasih, Abah
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra-putri
Yang siap berbakti
Terima kasih, Emak (sayang)
Terima kasih, Abah (sayang)
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra-putri
Yang siap berbakti
Di hari berseri indah
(Selamat pagi)
(Terima kasih)
Lirik lagu tersebut sampai kapanpun akan terkenang, lirik lagu di sinetron keluarga cemara, yang mengisahkan keluarga sederhana, Abah, Emak, Euis, Ara dan Agil. Kisah ini ditulis oleh Arswendo Atmowiloto.
Saat itu saya masih anak-anak menjelang remaja, tontonan yang tidak akan terlewatkan walaupun ceritanya hanya seputar kehidupan sehari-hari, tidak membosankan sama sekali. Saat itu juga sudah banyak kartun di televisi, tapi saya dan teman-teman tetap menggemari tayangan ini.
Begitupula orang tua saya, sinetron berkualitas, yang membuat ibu ayah saat itu tak perlu banyak bertutur kata untuk menyampaikan nasehat kepada saya. Hanya dengan menemani saya menonton sinetron tersebut, kiranya segala nasehat ayah dan ibu saya sudah terwakilkan. Agar anak-anaknya bisa berbakti kepada orang tua, selalu meringankan beban orang tua, dan juga kadang mampu mencari jalan keluar masalah dalam keluarga.
Dengan menonton sinetron tersebut, perasaan orang tua kepada saya pun sudah terwakilkan. Dikisahkan emak dan abah yang selalu menyayangi dan sabar mengasuh anak-anaknya. Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya selalu ingin anak-anak mereka bahagia, tumbuh dengan budi pekerti yang luhur.
Dan ketika di tahun 2018 karya ini diangkat ke layar lebar. Entah kenapa hati saya jadi terharu. Saat itu saya bercerita kepada anak-anak saya bahwa dulu Keluarga Cemara adalah tontonan wajib bagi saya dan nenek kakeknya.Â
Bahkan saya sempat mengajak anak-anak menonton di youtube "Keluarga Cemara" episode ketika Emak kembali dari Jakarta setelah berusaha mengembalikan nama baik Abah yang difitnah, berusaha mengembalikan harta Abah, namun tidak berhasil. Akhirnya emak kembali ke desa, memilih berkumpul dengan keluarga tercinta ketimbang mengurus harta kekayaaan di Jakarta.
Bagi anak saya yang sulung yang sudah mengerti jalan cerita dari Keluarga Cemara, dia sangat menikmati, dan sepertinya merasakan apa yang pernah saya rasakan dulu ketika kecil menonton Keluarga Cemara bahkan sound track Keluarga Cemara yang dinyanyikan BCL adalah satu dari beberapa lagu favoritnya yang sering ia dengarkan.
Di era seperti ini, sangat mudah mencari hiburan lewat internet, misalnya youtube, bahkan terkadang hanya dibuat untuk mencari sensasi agar mendatangkan keuntungan bagi pembuat konten.Â
Walaupun begitu tayangan mendidik tetaplah mendapat tempat istimewa di hati pemirsa. Arswendo telah membuktikan bahwa karyanya tetap digemari bahkan dikagumi di tengah arus hiburan di dunia maya yang makin menarik dan beragam.Â
Kini sang penulis kisah "Keluarga Cemara" telah tiada, namun karyanya akan tetap terkenang, dan akan selalu mengingatkan saya bahwa apapun yang terjadi saya harus selalu menjaga keutuhan keluarga, harus mampu menjalani pahit manisnya kehidupan bersama mereka yang tercinta.....karena "Harta yang paling berharga adalah Keluarga".