Dokter kemudian menanyakan riwayat mata merah anak saya, saya ceritakan dari awal jalan-jalan, dan semua kejadian. Dokter juga meminta informasi apa saja yang membuat matanya menjadi merah, dan makanan apa saja yang selama ini ia konsumsi. Saat itu anak saya juga sering mengalami hidung berair dan selaput hidungnya luka.
Karena keterangan itu, dokter yang menangani anak saya ini kemudian menyimpulkan anak saya alergi, memberi resep tetes mata yang mengandung prednisolone. Obat ini adalah golongan steroid yang juga bisa menyebabkan glukoma. Dan tidak boleh sembarangan digunakan, dosisnya akan diturunkan oleh dokter dan hanya dokter yang boleh menyetop penggunaannya sampai sakit dinyatakan sembuh. Namun perlu juga diketahui, orang yang mempunyai riwayat alergi akan ada kemungkinan untuk kambuh lagi. Seorang yang alergi harus menghindari pemicu yang membuat alerginya kambuh.
Dan itu benar terjadi lagi, tahun lalu di bulan Juni dengan udara dingin dan juga banyak debu berterbangan anak saya kambuh lagi, namun kali dokter mata yang menanganinya berbeda dengan dokter sebelumnya (walaupun di klinik yang sama), ini adalah dokter keenam yang menangani, dokter ini adalah dokter mata khusus anak, ia meresepkan obat mata yang khusus mengobati alergi yang mengandung patanol olopatadin HCL. Obat ini dipakai selama satu bulan walaupun mata sudah membaik, tujuannya mencegah kekambuhan. Dan suatu saat bila kambuh lagi, kata dokter dapat digunakan sendiri asalkan tanggal obat belum kedaluwarsa.
Dan menurut dokter, Â alergi pada mata anak, akan bisa menghilang ketika dia mengalami masa akil balik, karena daya tahan dan imunnya semakin kuat.Â
Sebagai orang awam kita memang sulit sekali membedakan mana alergi dan mana infeksi, kita sebagai orang tua harus bisa juga menjelaskan dengan pasti ke pada dokter terjadinya mata merah pada anak kita, agar tidak terjadi salah penanganan yang berakibat fatal. Bukankah mata adalah jendela dunia?
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H