Minggu pagi, saya bingung memilih jaket untuk suami yang hari ini akan berangkat ke Jakarta karena tugas kantornya. Jaket yang selama ini dia pakai sudah tidak layak pakai lagi menurut saya jika dipakai ke Jakarta. Warnanya yang hitam sudah berubah jadi keabu-abuan. Mungkin kalau saya paksakan untuk mengemasnya dan nanti di Jakarta dia memakainya orang akan berpikir, "apa istrinya gak peduli penampilan suaminya ya?"
Hari itu juga jaket yang dipesannya secara online tiba, dengan tergesa-gesa dia mencoba, ukuran sudah benar XXL, tapi sayang baju yang konon buatan China tersebut kekecilan. Tanpa pikir panjang kami pun mencari solusi agar mendapatkan jaket dengan cepat dengan harga kerjangkau. Ya..Pasar  Kampung Kodok, di Tabanan, Bali.Â
Walaupun pasar ini sudah sangat terkenal, untuk suami saya yang agak risih menggunakan baju bekas, dia anti sekali masuk kesana. Namun kali ini saya agak paksa dia, dengan rayuan kalau baju bekas tersebut banyak yang bagus dan layak pakai. Dan tentu saja aman jika dicuci dengan baik, lalu disetrika.
Jam sembilan pagi kami sampai di pasar tersebut, mungkin karena hari Minggu, pedagang juga agak malas membuka dagangan mereka, seperti layaknya orang kebanyakan kayaknya mereka juga ingin merasakan libur. Tapi sayangnya mereka tidak bisa, karena  kalau dipikir-pikir Minggu adalah kesempatan untuk berbelanja bahkan mungkin membeli pakaian bekas ke tempat ini, contohnya saya sendiri.
Satu-persatu pedagang mulai membuka lapak dagangannya, saya masuk mulai yang paling ujung. Satu karung baju bekas datang, pedagang segera membukanya dan mengambil baju-baju dari karung tersebut untuk dipajangnya. Wow..bajunya keren-keren pikir saya. Baju yang mirip baju di serial korea, dan baju musim dingin, baju berbulu, rok mini, banyak lagi.
Akhirnya semakin siang, banyak pembeli datang, dan kebanyakan dari mereka adalah anak muda. Bahkan saya sendiri jadi lupa membeli jaket untuk suami yang sudah saya tawar, yang harganya Rp.80.000. Kata penjual bisa ditawar lagi.Â
Saya tertarik rok jeans bergaya korea yang tergeletak di sebuah meja, nampaknya ada yang ingin membeli tapi tidak jadi. Saya coba tawar, harganya Rp. 45.000, dan karena saya benar-benar tertarik, saya tawar akhirnya deal Rp. 30.000. Saya coba cari referensi diinternet dan bandingkan harganya Rp. 100.000 ke atas. Tanpa pikir panjang saya langsung beli.
Dengan harga yang terjangkau seperti itu pantas saja banyak anak muda "borong" pakaian terutama pakaian bergaya korea di pasar tersebut. Bagaimana tidak sudah bukan rahasia bila Korea Selatan merupakan salah satu kiblat fashion di Asia. Anak muda Indonesia tentu saja ingin mengikutinya karena trend fashion korea terus berkembang, dengan berbagai style yang simple dan menarik. Â