Mungkin banyak yang belum tahu mengenai kehamilan kosong (Blighted Ovum), karena tidak banyak wanita mengalaminya, saya ceritakan saja dari awal.
Tanggal 2 April 2019, seharusnya saya mengalami haid, tapi hari itu haid tak kunjung datang, saya tunggu sampai seminggu berikutnya namun tak kunjung datang juga.
Karena belum merasa ada perubahan apa-apa, saya merasa tidak perlu untuk melakukan tes kehamilan sambil menunggu haid.
Tapi semakin hari, semakin terasa mual, dan akhirnya mertua menyarankan untuk melakukan tes.
Tanggal 15 April, saya tes, dan ternyata hasil testpack 2 garis yang artinya positif hamil. Saya dan suami sorenya langsung mengunjungi dokter kandungan di daerah kami di Tabanan Bali, bersama anak-anak juga, yang tentunya harus tahu bahwa mereka akan menjadi calon kakak.Â
Tidak menunggu lama, jam 6 sore kami sampai di tempat praktik. Setengah jam kemudian mendapat giliran, kebetulan juga di sana kami bertemu teman sejawat (guru) yang juga sedang konsul masalah kandungan.
Pemeriksaan pun dimulai dan saya memang dinyatakan hamil, namun di usia kandungan 6 minggu baru terbentuk kantong kehamilan, anak pertama kami yang perempuan (10 tahun), sangat antusias karena akan memiliki adik lagi. Sedang yang laki-laki (7 tahun), tampak murung, mungkin belum siap mendapat adik.
Dokter yang menangani saya yaitu dokter Nuada,Sp.OG, juga sempat bertanya kepada mereka, "mau adik apa?"Â
Kemudian dokter memberikan resep asam folat dan penguat kandungan dan menyarankan untuk kontrol bulan berikutnya.
Bulan berikutnya saya datang lebih awal dari jadwal karena penasaran, saat USG pertama baru terlihat kantung kehamilan.
Saat di USG pada tanggal 8 Mei dimana usia kehamilan sudah 8 minggu tapi masih belum terlihat adanya perkembangan, tentu sangat syok melihat hasilnya.