Mohon tunggu...
Wisri Atuti
Wisri Atuti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA di SMP Negeri 120 Jakarta, Suka menulis dan senang mempelajari hal - hal yang baru untuk menambah wawasan dan diagikan kepada peserta didik /teman sejawat

Wisri Atuti, lahir di Jakarta 53 tahun lalu. Mengajar di SMP Negeri 120 Jakarta Utara.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memilah Sampah di Rumah

26 November 2022   06:07 Diperbarui: 26 November 2022   06:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, sudah pasti menghasilkan sampah. Anak - anak di sekolah, menghasilkan sampah setelah mereka membeli jajan di kantin. Bahkan saat membawa makanan menggunakan kotak makan, masih ada sampah yang dihasilkan, misalnya pembungkus makanan atau makanan yang tidak habis. Pekerja kantoran juga menghasilkan sampah, dari pekerjaan yang dilakukan ataupun saat rehat makan siang. Apalagi ibu rumah tangga, yang menyiapkan makanan bagi seluruh keluarga setiap hari. Ditambah lagi sampah kemasan dari bermacam - macam zat yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Jadi, wajar jika sampah terus menggunung di tempat-tempat pembuangan, yang membuat bau tak sedap dan pemandangan yang tak enak dilihat. Lingkungan menjadi tidak nyaman.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Jadi harus bagaimana?

Ada hal kecil yang bisa kita lakukan. Hal sederhana yang mungkin bisa membantu mengurangi sampah yang menggunung. Contoh hal kecil yang bisa dilakukan oleh setiap orang, terutama ibu rumah tangga yaitu memilah sampah yang ada di rumah. Memilah sampah dengan cara yang paling mudah adalah memilah sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik).

Sampah basah/organik merupakan sampah yang berasal dari mahluk hidup, biasanya mudah busuk dan menjadi sumber bau yang tidak enak. Contoh sampah organik misalnya sisa sayuran yang tidak bisa diolah, sisa makanan yang tidak habis dan sisa/potongan tanaman saat merapikan taman. Sampah ini masih bisa dimanfaatkan sebagai kompos. 

Sampah kering/anorganik merupakan sampah yang tidak busuk, misalnya kemasan atau botol plastik. Sampah ini bisa didaur ulang. Pemulung sampah biasanya mencari sampah jenis ini.

Oleh karena itu, mari kita siapkan dua tempat sampah di rumah. Kebiasaan penulis, menyiapkan satu kantung plastik untuk menampung sampah anorganik, disebelah tempat sampah di dapur. Sampah anorganik baru dikeluarkan jika sudah penuh, dan ditaruh di tempat sampah di depan rumah. Dengan begitu, memudahkan pemulung yang kebetulan lewat untuk mengambilnya. Pemulung bisa langsung mengambil tanpa harus mengaduk-aduk isi tong sampah. 

Jika setiap kita mau melakukan hal yang sederhana ini menjadi suatu gerakan yang masif, mungkin persoalan sampah bisa sedikit teratasi.

Mari kita berjuang bersama untuk hidup yang lebih nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun