Mohon tunggu...
wisnu wahyudi
wisnu wahyudi Mohon Tunggu... -

saya berprofesi sebagai guru dan pemerhati pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

kisah ibu tua renta dan reot yang dianggap gila oleh pak polisi

17 Agustus 2010   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:57 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jika melihat orang yang tidak cantik sama sekali tapi berpakaian bagus/mahal maka kita berpikir dia kaya, berpendidikan, bermartabat, dan sebagainya. sebaliknya jika kita melihat ibu tua yang reot, pakaian compang camping, kulit gelap dan kotor dan tak berdaya duduk di pinggir jalan kita pasti berpikir itu orang gila.

waktu itu ada seorang ibu tua pakaian kumuh bawa kayu bakar berjalan trotoar di pinggir jalan solo-sragen tepatnya di depan polsek masaran, tiba saat lewat didepan saya yang sedang mengayuh sepeda ontel ibu itu terjatuh dengan sendirinya seperti petinju yang hilang kesadarannya karena kena pukulan dan TKO. saya perhatikan sambil menengok kebelakang dan sambil mengayuh sepeda pelan-pelan, tapi ibu itu tidak bangun, karena terjatuh begitu kerasnya hingga kepala belakang berdarah karena benturan beton keras trotoar. seketika say hampiri ibu reot itu dah tidak sadar, saya tanya mintya bantuan orang yang ada apakah dia punya keluarga kampung sini ataukah dia orang gila yang gak punya keluarga? atak ada yang tahu, dan salah seorang bilang lapor aja ke polisi situ ma", seketika saya masuk ke polsek masaran, dan melapor pada polisi yang saat itu tidak seragam lengkap di pos jaga. polisi itu segera melihat ibu itu, dan bilang minta saya menjaganya dulu,seraya dia ambil mobil patroli untuk membawanya, yang saya sendiri gak tahu mau di bwa kemana.

sampai ibu itu tersadar dan bisa saya tanya tentang rumahnya dimana dia katakan rumahnya di belakang kantor kepolisian dekat lapangan.artinya ibu ini bukan orang gila dari komunikasinya yang nyambung.sekitar seperempat jam lamanya ibu itu sudah bisa jalan sendiri dan pulang sendiri tidak mau saya anter, tapi dia belum tahu bahwa kepala belakangnya berdarah. karena kondisi saya saat itu tidak bawa uang, sayapun gak tahu harus membantu bagaimana.

setelah dia berjalan pulang saya kembali kekantor kepolisian untuk menagih janji pak polisi yang mau bawa mobil patroli, kagetnya jawaban polisi itu adalah "gak apa-apa mas dia tadi orang 44(alias orang gila)", padahal pak polisi tadi juga tahu kalau kepala belakang ibu tadi berdarah. bukankah apapun keadaan ibu itu,bersih atau tidak, pakaian robek atau tidak, gila atau tidak tetaplah manusia? jika kenyataannyA dia bisa nyambung jawab pertanyaan saya, kenapa pak polisi tadi anggap ibu itu orang 44 alias gila? Apakah pak polisi tadi cuma di ajarkan melayani dan melindungi orang normal saja, bukankah UU sudah lebih jelas tentang siapa orang yang di lindungi negara? dari mana dia tahu bahwa ibu tadi orang gila? Apakah orang gila bisa menjawab pertanyaan? dimanakah penghargaan manusia sebagai mahkluk Tuhan, jika di lihat dari perlakuan pak polisi tadi?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun