Mohon tunggu...
wisnu wahyudi
wisnu wahyudi Mohon Tunggu... -

saya berprofesi sebagai guru dan pemerhati pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"KEBIJAKAN STABILITAS AMAN"

5 Oktober 2011   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa evalusi dan pendapatmu mengenai aturan kelulusan untuk anak-anak sekolah tahun 2011/2012, yang kabarnya masih sama dengan aturan tahun sebelumnya? semua orang mungkin sudah di sibukkan dengan politik yang tidak pernah ada penyelesiannya, yang semakin membuat bingung masyarakat, bahkan percaturan politik semakin bersifat kurang mendidik. karena hanya di suguhi percekcokan, saling lempar tanggung jawab, dan semacamnya.sampai akhirnya lupa memikirkan generasi bangsa yang akan di bangun kelak seperti apa.
Semua orang gak mau ambil resiko di salahkan, itulah kata yang tepat buat mereka pengambil kebijakan. makan gak makan yang penting kumpul, saya aman kamu senang,gak peduli efek domino gunung es yg terjadi kelak. Ketertinggalan bangsa ini tidak di kejar, tp malah di pertaruhkan.
sebagai contoh adalah kurangnyaevalusai pemerintah terhadap  aturan kelulusan siswa siswi terutama SMA, dimana  penghitungan syarat kelulusan di ambil dari 60% ujian nasioanl dan 40% ujian sekolah. Padahal pemerintah tidak bisa mengontrol bagaimana proses setiap sekolah memberikan nilai dari ujian sekolahnya.  yang mana sekolah sangat mungkin memanipulasi data nilai sekolah, karena ada harapan dari sekolah tersebut bermaksud supaya bisa mendongkrak nilai kelulusan anak didiknya  menjadi bagus dan lulus 100%.

Mungkinkah memang terjadi pembiaran dalam hal ini, supaya pemerintah( pengambil kebijakan) di nilai telah berhasil membuat nilai Ujian/Kelulusan anak sekolah naik dari tahun ke tahun, tanpa memperhatikan bagaimana prosesnya mereka lulus dengan nilai baik?

Jika nilai merupakan tolok ukur keberhasilan suatu pendidikan dan guru di dalam mengajar, bagaimana proses pembuatan nilai itu bisa menjadi tidak penting? Bagaimana penanaman nilai ahklak, kejujuran, bisa lepas dari kontrol pemerintah sendiri? pemerintah seolah tidak peduli pada arus bawah sebagai pelaksana kebijakannya dengan berlomba-lomba memberikan laporan hasil kelulusan 100% dengan segala cara yang bahkan tidak mendidik anak bangsa, yaitu membuat kecurangan data nilai ujian sekolah siswanya. Karena jika banyak anak didiknya tidak lulus toh sekolah tersebut  juga akan di salahkan pimpinannya atau pemerintah sendiri dalam hal ini dianggap gagal.

Seharusnya ada evalusi yang bisa di pakai sebagai parameter oleh pemerintah dalam membuat aturan sebagai ukuran keberhasilan sistem pendidikan bangsa ini yang dari hari ke hari berubah-ubah setiap ganti pemimpin pengambil kebijakan. Karena penulis yakin dengan proses yang baik akan menghasilkan generasi yang baik pula. tetapi tidak sebaliknya hasil yang baik tanpa proses yang benar akan menimbulkan masalah di kemiudian hari kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun